Aya merapikan kembali pakaiannya. Tak lupa Aya memakai penutup kepala agar tidak ada yang menyentuh kepalanya sembarangan. Masih ada jahitan yang belum kering di sana.
Aya hendak membuka pintu mobil, namun sebuah tangan besar mencekal lengannya. Aya menoleh, menatap pria tampan yang merupakan teman masa kecilnya ini.
"Ada apa Yan?" Tanya Aya kebingungan. Sebenarnya Aya tahu, kalau Tian sedang khawatir akan dirinya yang memilih untuk tetap berangkat ke kantor setelah kembali dari rumah sakit. Namun Aya sendiri sudah tidak tahu apa yang harus di lakukannya untuk meyakinkan pria ini.
"Kamu yakin uda enggak apa-apa?" Tanya Tian. Aya segera menyunggingkan senyuman dan mengangguk tanpa ragu.
"Jangan khawatir Yan, aku beneran enggak apa-apa." Lihat, jika Aya tidak mengingat mimpi sialan itu. Hubungan ini benar-benar sangat tenang dan indah.
