Aya merangkul Cicil agar wanita itu tenang. Cicil mungkin marah karena Aya tidak menghargai makanan yang telah Cicil buat. Namun Aya bisa apa? Ada nyawa yang sedang dalam bahaya di sini.
"Aya!" Teriakan yang di barengi dengan suara pintu tergantung itu membuat ketiga wanita yang ada di ruangan ini terkejut. Bahu mereka menunjukkan itu. Sontak Aya menoleh karena namanya yang di sebut.
Aya terkejut saat melihat Tian yang ada di ambang pintu sambil terengah-engah seperti habis berlari-larian. Keringat pria itu bercucuran dari dahi hingga lehernya. Jas dan kemejanya sudah tidak rapi. Rambutnya juga sudah tidak tertata. Aya yakin pasti Tian salah menerima informasi dari seseorang yang membuatnya panik seperti ini. Meski begitu saat Aya menatap Tian yang seperti ini, Aya tetap menyukai Tian. Tian tetap sangat tampan.