"Kalau menurutmu hal itu bisa bantu nemuin petunjuk meski sedikit tentang Citra. Kita bisa kok melakukannya." Aya membulatkan matanya berbinar. Rupanya Wati sangat setuju dengan apa yang Aya pikirkan.
"Kalau gitu nanti aku buat desain selebarannya, kalau udah nanti kamu yang print." Ujar Aya menerangkan rencana yang ada di dalam otaknya. Wati langsung mengacungkan jempolnya setuju.
Aya mengangguk lemas. "Citra enggak punya siapa-siapa lagi kan selain kita. Orang tuanya juga udah meninggal." Ujar Wati, setidaknya masih ada yang berjuang demi Citra.
"Iya kamu bener."
Mereka bertiga sempat ribut memilih warna pakaian untuk yang akan Wati beli. Lalu mereka akhirnya berpencar untuk mencari keperluan mereka masing-masing.
Aya masih asik memilih sampai akhirnya tiba-tiba, Wati berlari ke arahnya dengan cepat. Dengan nafas terengah-engah Wati memegang tangan Aya untuk mencari tumpuan.
"Ada apa?" Tanya Aya bingung.