Setelah Aya dengarkan lagi dengan yakin. Suara tangisan bayi itu berasal dari luar. Aya berjalan dan membuka pintu belakangnya. Suara itu semakin jelas.
Wati terus berjalan di belakang Aya. Sampai mereka berhenti pada satu titik. Ada sebuah keranjang di dekat pintu belakang itu, suara tangisan bayi itu berasal dari sana. Tangan Aya terulur hendak membuka keranjang yang tertutup kain itu. Aya penasaran dengan apa isinya.
"Jangan di buka!" Ujar Wati sambil menahan tangan Aya.
Akibat gerakan Wati yang mencegah Aya secara tiba-tiba itu, Aya terkejut dan hampir berteriak kencang. Aya menatap Wati dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Kenapa lagi?" Tanya Aya sebal.
"Apa enggak kita telfon dan tunggu Tian sama Verdi?" Ujar Wati ketakutan. Menurutnya meminta bantuan seorang lelaki adalah hal yang sangat di perlukan di situasi seperti ini.
"Lama." Tanpa menunggu persetujuan Wati, Aya segera membuka kain penutup keranjang itu.