Aya melambaikan tangannya saat hendak pergi dari area rumah Rara. Aya mengela nafas lega setidaknya mengetahui ada yang masih menemani Rara di saat-saat seperti ini. Setidaknya Rara tidak sendirian.
Aya menghela nafas lega lagi saat berada di tengah perjalanan yang macet. Perjalanan mereka sedikit terlambat semalam. Ada perbaikan jalan yang membuat Tian harus berputar cukup jauh.
Tian mengusap kepala Aya dengan lembut. "Bagus. Pantas dong ayahmu kemarin bilang bangga sama kamu. Sekarang kamu sudah lebih dewasa. Lebih berlapang dada dan menerima semuanya dengan pikiran terbuka." Puji Tian, hal itu membuat Aya menunduk malu. Kedua pipinya bersemu merah.
"Ini bukan hal besar. Ini memang yang harus aku lakuin dari dulu." Ucap Aya sambil terus menunduk. Aya sadar akan sesuatu hal bodoh yang dari kemarin Aya pakai. Yaitu kaos couple dengan Tian. Pantas saja kemanapun Aya melangkah, semua orang menatapnya dengan kebencian.
Mungkin ada yang mengenali Tian sebagai pengacara kondang.
