Aya duduk di sofa yang di sediakan di ruangan kamar inap milik Rara ini. Bersama Tian yang sedang tidur, menyenderkan kepalanya ke bahu Aya. Pegal, Aya sangat pegal. Tapi mau bagaimana lagi, nanti saat pulang Tian lah yang harus menyetir.
Ya, hari ini Rara sudah di perbolehkan pulang. Begitu juga dengan Johan di pindahkan di kota asal orang tuanya. Rara tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan untuk tetap berada di sisi Johan saja, Rara tidak di izinkan.
Ini pagi buta dan Aya baru saja terbangun dari tidurnya. Kemarin Aya sampai di sini dan hari ini Rara di pulangkan. Beruntung, karena Aya tidak ingin Tian meninggalkan pekerjaannya terlalu lama.
Aya semakin membuka matanya saat mendengar ada panggilan masuk dari ponselnya. Aya mengernyit, kira-kira siapakah yang menelepon di jam empat pagi?