Aya masih terbatuk karena saking kuatnya cengkeraman yang Johan lakukan padanya tadi. Beruntung Tian datang tepat waktu dari dalam rumahnya. Walaupun Aya sendiri tidak tahu bahwa Tian masih ada di rumahnya.
"Aku kira kamu pulang Yan. Tapi terima kasih. Udah selamatin aku lagi." Ujar Aya masih kebingungan dengan kedatangan Tian yang tiba-tiba dan tak terduga. Pasalnya sedari Aya mengobati sikunya, Aya sama sekali tidak melihat keberadaan Tian.
Tian tersenyum. "Sama-sama Ya. Kamu itu rumahku. Jadi aku cuman akan ada di samping kamu."
Aya mengernyit bingung. "Maksudnya? Kamu mau tinggal di sini gitu?" Tian mengangguk semangat.
"Apartemenmu?"
"Aku jual." Aya melongo mendengar jawaban singkat Tian.
"Kok gitu?" Tian terkekeh sambil masuk ke dalam rumah Aya. Lantas Aya mengikuti Tian masih dengan tatapan bertanya-tanya.
