Aya berjalan dengan gontai membawa plastik berisi belanjaan harian untuk mengisi lemari pendinginnya yang kosong sejak Aya pulang ke kota ini. Sesekali Aya menarik nafas dalam untuk menghirup udara segar di pagi hari.
Tenang. Itulah yang Aya rasakan akhir-akhir ini. Walaupun sesekali mimpi tentang cincin itu datang dan semakin jelas menunjukkan bahwa Tian yang berada di dalam sana. Aya merasa lega, mungkin karena tidak ada lagi yang mengganjal. Mungkin karena ini yang sebenarnya di inginkan oleh dirinya.
Sama seperti pagi yang datang karena matahari terbit dari arah timur. Seharusnya Aya tidak menghindari dan melawan hal yang seharusnya sudah di gariskan. Sekarang Aya tahu apa yang harus dilakukan ketika mimpi itu datang. Yaitu membantu orang yang akan pergi itu sebaik mungkin agar tidak memiliki penyesalan nantinya.