"Halo dokter." Sapa Aya dengan senyuman seramah mungkin. Sesekali Aya
melirik pada Erna yang berdiri di belakang lima orang dokter pemagang dan dokter yang merawat Aya. Erna bersama dua suster lainnya. Aya bahkan tahu saat Erna memutar pandangannya ke seluruh ruangan ini. Erna sedang mencari sosok Tian. Sayangnya Aya sudah melarang Tian datang barang sedetikpun mulai hari ini.
"Tumben sendirian."
"Oh iya dok, temen lagi pergi keluar sebentar." Jelas Aya pada dokter yang tengah memeriksa keadaannya.
"Menurut tes, kondisi tubuh kamu mulai baik. Mungkin satu hari lagi semua racun itu bisa hilang." Aya mengangguk mendengarkan penjelasan dari sang dokter. Ini tandanya mimpi itu akan terjadi hari ini, jika bukan maka akan terjadi besok.
"Kenapa pakai jam tangan?" Aya melirik jam tangan yang melingkar di tangannya yang kosong tanpa infus.