Mata tajam itu mengekori langkah gadis yang sedang berjalan menuju pintu keluar disamping panggung itu. Ah, betapa tegila-gilanya Tian pada gadis pecandu kopi itu.
Gadis itu memang tidak secantik atau semolek gadis yang biasa mendekatinya. Tapi justru tubuh kurus itulah yang mampu membuat Tian berdebar dan merasakan kehangatan bila merengkuhnya.
Tian memutar otaknya, kira-kira sejak kapan mulai jatuh pada gadis itu? Jika ditelisik lebih dalam lagi, sepertinya saat umur empat belas tahun? Atau mungkin umur lima tahun?
Kesadaran Tian dari lamunannya kembali, ketika melihat Aya membalik badannya sembari melambaikan tangannya. Gadis aneh, hanya izin pergi ke toilet tapi melambaikan tangan seperti hendak pergi ketempat yang jauh. Padahal penerbangannya juga masih nanti siang.