Hal yang membuat Aya terkejut selanjutnya adalah Tian yang berdiri di sampingnya sambil menatap lekat ke arah dirinya. Sontak Aya mempercepat gerakan tangannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Lalu membalas tatapan Tian dengan garang.
"Apa?" Tanya Aya, sok menantang. Tidak mudah memang untuk menyembunyikan debaran jantungnya, namun melihat dari ekspresi Tian sepertinya Aya berhasil.
"Ya, apa ada suatu hal yang kamu sembunyikan ke aku. Aku merasakannya Ya, kamu menghindar. Tapi semakin aku berpikir, aku enggak tahu apa yang menyebabkan kamu seperti itu. Iya kan? Ada sesuatu yang aku enggak tahu?" Seloroh Tian membuat Aya semakin tidak bisa berkutik.
"Maksud kamu apa?" Aya tidak punya kata-kata lain untuk di ucapkan pada Tian saat ini. Lebih baik pura-pura tidak mengerti di banding berbohong. Meskipun keduanya sama-sama menghindar.