Wati kembali dengan dua gelas minuman hangat di tangannya. Yang satu untuk Aya, yang satu untuknya sendiri. Dengan senang Aya menerima kopinya. Meskipun lingkar matanya hitam seperti setan, Aya tetap bersikeras tidak ingin menambah jam tidur. Baginya saat ini, tidur adalah hal yang sangat menakutkan.
"Minumanmu yang rasa green tea habis Ya." Lapor Wati. Itu adalah kegemaran Wati selain coklat panas. Cukup membuat Aya tersenyum. Aya ingat sudah sejak lama belum berbelanja, mungkin ini saatnya untuk berbelanja bulanan.
"Mau belanja?" Tanya Aya.
"Males Ya, hujan." Aya mendelik, tidak biasanya Wati malas untuk berbelanja. Biasanya Wati yang paling memaksanya untuk ikut berbelanja. Ada apa ini? Aya menyeruput kopi panasnya sambil menatap Wati yang tampak menikmati suasana dengan aneh.