Suasana kembali tenang saat Aya sudah keluar. Baik Bram maupun Rehan, mereka tidak biasa melemparkan gurauan pada Indri karena memang aslinya Indri pendiam berbeda ketika hanya bersama Aya saja. Jadi mereka hanya berbicara secukupnya saja.
Ketiganya kembali pada mejanya masing-masing dan kembali mengerjakan pekerjaan mereka. Rehan dengan menggambar, Bram dengan memberikan efek pada gambar dan Indri memasukkan percakapan pada gambar yang sudah jadi tanpa mengurangi keindahan gambar.
Indri mengernyit saat sebuah suara mengganggu pendengarannya. Seperti suara kertas yang keluar dari mesin print. Lantas Indri menoleh ke kanan dan ke kiri, tempat mesin print berada. Indri memutuskan bangkit dan memeriksanya. Benar saja, di sana ada kertas yang macet keluar sehingga berbunyi berulang kali.