"Tolong kasih aku semangat ya Ya. Supaya aku bisa melalui ini, tentang Johan juga tentang masalah di rahimku." Ujar Rara, sangat terlihat jelas bahwa Rara berusaha untuk bersikap tegar.
Aya menganggukkan kepalanya perlahan. Otak Aya yang sedang berkelana ke sana-sini tersadar saat mendengar ada nada panggilan masuk dar ponsel Rara.
"Siapa?" Tanya Aya, karena penasaran. Rara tampak menghela nafas berulang kali setelah mematikan sambungan telepon itu.
"Johan." Aya mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Rara kembali menarik nafas panjang dan membuangnya melalui mulut. Ya, Aya memang tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Rara. Yang jelas itu terlihat sangat menyakitkan.
"Aku merasa Ya. Kalau apa yang aku alami sekarang itu bagian dari hukuman masa laluku."