Hati-hati yah karena part yang ini dan selanjutnya kalian akan dibuat baper dan gemes sendiri itu menurut aku sih:) jadi santai aja ya bacanya. Jangan lupa vote sebelum membaca... see you...
Rino baru keluar dari ruangan musiknya ia sudah selesai latihan bersama teman satu clubnya tapi teman-temannya sudah lebih dulu keluar dan pulang karena hari sudah mulai gelap. Rino menyusuri koridor unntuk pergi ke parkiran, tiba-tiba seseorang menghampiri Rino yang sedang berjalan membuat ia terhenti dan menoleh.
"Kak Rino aku boleh ikut pulang bareng kakak gak?" pinta cewek itu dengan wajah memelas agar bisa ikut bersama Rino.
"Nanti aja ya," jawab Rino lembut, sambil mengusap kepala cewek itu membuat cewek cantik dan manis itu kegirangan sendiri sementara Rino hanya meninggalkannya begitu saja.
"Ah Rino aku kan jadi makin suka," gumam cewek itu pelan sambil memengang kepalanya yang baru saja di usap oleh Rino. Itulah yang membuat cewek-cewek banyak yang suka karena menurut mereka Rino adalah cowok yang baik, romantis dan pengertian meski banyak cewek yang merasa tersakiti juga.
Rinopun melanjutkan jalannya menuju parkiran, sementara cewek itu hanya senyum-senyum tak jelas sambil memandangi Rino yang sudah menjauh. Ketika Rino sedang berjalan ia melihat sosok yang ia sangat kenal. Ya dia adalah Reno sahabatnya.
"Hoy, Ren lo baru pulang?" tanya Rino sambil menepuk pundak Reno. Reno hanya terpelonjak kaget melihat tingkah temannya itu.
"Lo apaan sih ngagetin gue aja," ucapnya sambil menurunkan tangan Rino dari pundaknya.
"Lo mau bareng gue?"
"Ogah gue kan bawa si oton, noh!" ucap Rino sambil menunjuk motor kesayangannya yang sudah ia beri nama Oton sejak SMP.
"Oton oton, alay lo! lama-lama kayak si Nurdin."
"Enak aja lo," sambil menjitak kepala Rino.
"Yaudah cepetan tuh ajak orang tersayang lo buat duduk dibelakang motor lo, kasihan dianggurin," ucap Rino sambil tertawa, karena Reno memang belum pernah mengajak siapapun terkhususnya cewek yang duduk dibelakang joknya karena katanya jok dibelakang itu akan ia khususkan untuk nanti orang yang benar-benar ia sayang dan kembali menyayanginya.
"Iya, lo brisik amat sih. udah gue duluan bye!" jawab Reno sambil menaiki motor kesayangannya dan menghidupkannya, sementara Rino masuk kedalam mobilnya ia menyandarkan sebentar tubuhnya pada kursi pengemudi karena merasa capek sekali, lalu meneguk botol air minum yang ada disebelahnya karena merasa tenggorokannya kering.
Reno sudah menjalankan motornya menuju gerbang, tepat di depan gerbang sekolah Reno melihat seorang cewek yang masih berdiri sendiri dia mengenalnya karena satu ekskul dengannya dan dia hanya menyapanya tanpa menawarkan tumpangannya padahal hari sudah mulai gelap.
"Gue duluan ya Run," sapa Reno pada Runi sambil mengendarai motor kesayangannya.
"Iya," jawabnya datar. Nah itulah Reno semua siswapun mungkin sudah tahu dibalik sikapnya yang tenang dan kalem ada sesuatu yang benar-benar ia jaga tak terkecuali hatinya. Makannya tak heran jika dia seperti itu mau dia teman kelas, teman ekskul, atau apapun dia tidak akan pernah mengajaknya.
###
Kini sekolahpun tampak sepi, matahari sudah mulai tenggelam, udara sangat dingin membuat Runi yang merasakan kedinginan melipatkan tangan didadanya sambil tetap menunggu angkot atapun taxi yang lewat, tapi masih tetap tidak ada, Runi sempat terpikir untuk naik ojek online tapi ia tidak punya aplikasi dan paketan datanya sudah habis jadi ia tidak bisa mendonload. Dengan pasrah Runipun berjalan mencari ojek pangkalan siapa tahu masih ada. Ketika ia berjalan dipinggir jalan tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat didepannya mau tak mau Runipun ikut berhenti karena jalannya terhalangi. Orang itupun keluar dari mobilnya, Runi yang menoleh ke arahnya langsung memalingkan muka malas melihatnya.
"Lo!" tunjuk Runi dengan wajah malas.
"Hai," dia malah menyapa Runi sambil tertawa.
"Lo ngapain disini? ngalangin jalan tahu. Udah sana pergi!" Runi malah mengusir cowok itu.
"Lo sendiri ngapain? ini udah mau malam lo masih belum pulang. Mening bareng gue aja," ajak cowok itu begitu antusias sambil menarik tangan Runi menuju mobilnya.
"Lo kebiasaan deh narik tangan gue. Emang gue kucing peliharaan apa, yang seenaknya ditarik-tarik. Lepasin Rino!" bantah Runi sambil menurunkan tangan Rino. Ya ketika Rino menjalankan mobil dia melihat cewek yang sedang berjalan ketika dilihat-lihat ternyata dia mengenalinya.
"Lo bukan kucing peliharaan tapi ..." Rino menggantungkan omongannya "kucing kesangan," gemes rino.
"Gue manusia kali bukan kucing"
"Lo yang bilang, gue yang disalahin"
"Itu perumpamaan Rino ..." kekeh Runi.
"Yaudah yuk gue anterin!" Reno kembali mengajak Runi, tapi Runi masih diam ditempatnya sambil menimbang-nimbang. "Udah deh jangan banyak pertimbangan. Gue juga gak mungkin culik lo!" Lanjut Rino sambil mendorong tubuh Runi agar masuk kedalam mobilnya, Runipun masuk dengan pasrah karena memang diapun takut jika harus berjalan sendirian mencari ojek, mana hari semakin gelap.
"Maksa banget sih," lirih Runi sambil duduk dengan malas. Rinopun sudah duduk di kursi pengmudi. Suasana kembali tegang lagi-lagi Rino harus mencairkannya ia hanya menyalakan musik dengan suara yang pelan agar tidak terlalu hening tiba-tiba keduanya mengeluarkan suara secara bersamaan.
"Run!"
"Rin!" Ucap mereka bersamaan membuat keduanya saling berpandangan selama beberapa menit.
Detak jantung Runi sudah bedegup dengan kencang tidak lagi seperti biasanya, mata Rino sangat leket menatap Runi membuatnya salting ketika Runi menyadari itu dia langsung mengalihkan pandangannya kesembarang arah, Rino yang melihat itu hanya tersenyum lucu melihat Runi yang sudah gugup.
"Lo dulu aja," ucap Runi tanpa melihat wajah Rino.
"Kenapa? lo gugup?" tanya Rino sambil tertawa tanpa mengalihkan penglihatannya dari Runi.
"Ng... ng... Nggak kok. Mening jalan sekarang" pinta Runi terbata-bata sambil tetap memandangi jendela mobil disebelahnya dan menutupi wajahnya dengan tangannya. Sementara, Rino hanya menggelengkan kepalanya karena merasa lucu dengan tingkah Runi yang sudah jelas bahwa ia sedang berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Tak lama Rinopun menjalankan mobilnya suasana tetap hening hanya ada lagu cinta luar biasa dari Andmesh yang menemani dua insan yang sibuk dengan dunianya sendiri yang satu sedang menyetir dan mengiringi lagu Andmesh sambil sesekali melihat ke samping joknya dan yang satu lagi masih membisu sambil mengetuk-ngetuk jendela mobil Rino dengan kepala yang disandarkan pada jendela dan masih menutup wajahnya dengan satu tangan yang lainnya, Rino yang penasaran dengan yang dilakukan Runi pun langsung mengeluarkan suaranya.
"Woy Run lo kenapa sih?" tanya Rino sambil tertawa dan memegang bahunya Runi. Runi hanya menyingkirkan tangan Rino dan menutup kembali wajahnya.
"Heh lo kenapa sih?" tanya Rino semakin heran. "maaf kalo gue salah" sambung Rino, ia takut jika ia salah berbicara dan melukai hatinya.
"Ngak, gue gak kenapa-kenapa," lirihnya "gue cuma malu," terang Runi pelan tapi terdengar oleh Rino.
"Hah? apa? lo malu? Lo malu kenapa Run?" Rino malah terkejut dengan ungkapan yang Runi lontarkan.
Runi hanya diam tak menyahut lagi sementara, Rino langsung menarik tangan Runi secara paksa dari wajahnya untuk memastikan bahwa Runi tidak kenapa-kenapa. Ketika Rino melihat wajahnya Runi ia malah menahan tawanya agar tidak keluar secara keras, ia melihat wajah Runi yang sudah memerah seperti buah jambu yang masih fresh.
"Yaelah Run gitu aja malu, apalagi kalo nanti kita udah jadian bisa-bisa lo pingsan, secarakan gue gantengnya gak kewalahan." ucap Rino santai dengan mengembangkan senyum manisnya.
"Ouwo... uwo...." dengan repleks Runi langsung membenarkan posisi duduknya karena mendengar pengakuan percaya dirinya Rino yang membuatnya ingin muntah.
"Eh lo kenapa? jangan bilang lo hamil" tuduh Rino sembarangan.
"Heh? apaansih. Gue enek tahu denger pengakuan lo itu" jawab Runi sambil melihat Rino sinis.
"Enek apa enak?" canda Rino sambil tertawa "katanya malu, sekarang udah nggak yah?" lanjut Rino membuat suasana tidak lagi canggung.
"Diem deh."
"Cih, dasar labil" sambil tersenyum ke arah Runi.
Merekapun larut dalam oblrolannya sesekali mereka bernyanyi mengirigi lagu yang sedang diputar di mobil Rino, tanpa sengaja secara bersama. Runi yang sedang fokus melihat jalanan kedepan tiba-tiba mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali ketika melihat dari belakang sosok yang ia rasa adalah ayahnya sedang berjalan dengan seorang perempuan yang ia yakin itu bukan ibunya, Runi tidak mengenali wajahnya karena gelap jadi tidak terlihat terlalu jelas ia hanya fokus pada kepala wanita itu.
"Rin jalannya pelan-pelan ya" pinta Runi pada Rino yang langsung menurutinya, Rino merasa aneh dengan gelagat Runi.
"Kenapa Run?" tanya Rino penasaran dan Runi hanya diam sambil memandangi jendela.
Kini Runi melihat dengan jelas bahwa itu memang ayahnya bersama perempuan lain karena mereka berjalan tepat disamping Runi membuat Runi bingung sendiri.
"Ayah mau kemana ya malam-malam? mungkin ada urusan kali ya. Yaudahlah." batin Runi. Runi tidak ingin mengambil pusing tentang ayahnya ia selalu kembali berpikir positif untuk menetralisir pemikiran yang hanya akan membuatnya menjadi beban.
###
Setelah menerima telepon, pak Bimaja tampak buru-buru membereskan berkas-berkas yang akan dibawanya, ia langsung pergi keruang tengah menghampiri istrinya yang sedang bersantai. Deana Istri Bimaja yang melihat suaminya terburu-buru langsung bangkit dari duduknya dan menatap Bimaja yang sedang sibuk dengan jasnya.
"Sayang, mas ada urusan yang belum selesai jadi, harus balik lagi ke kantor. Pulangnya mungkin malem kalo udah ngantuk tidur duluan aja ya," ujarnya pak Bimaja setelah berpamitan pada istrinya begitu saja.
"Gak makan dulu?"
"Nanti aja," jawab Bimaja yang sudah ditelan oleh balik pintu.
Deana hanya terdiam dan kembali duduk menonton siaran televisi tanpa memikirkan hal tentang Bimaja suaminya karena, memang suaminya selalu saja ada urusan yang secara tiba-tiba tapi, Deana memaklumi karena itupun demi kebahagian keluarganya.
Bimaja tengah keluar dari pagar rumah miliknya ia sengaja tak membawa mobil karena ia akan menemui seseorang yang sudah berada didepan rumahnya. Bimajapun menghampiri perempuan itu sambil menarik lengannya untuk menjauh dari rumah itu.
"Bi kenapa kamu lama banget sih," manja perempuan itu.
"Tadi aku cari alasan, makannya kalo mau ketemu jangan tiba-tiba udah didepan ruamah aja," balas Bimaja.
"Yaudah gak usah ditarik lagi, udah jauh kok," ucap perempuan itu yang langsung menggenggam tangan Bimaja. Merekapun berjalan dengan santai sambil berbincang-bincang. Tanpa sadar ada mobil yang melewati mereka tapi, mereka mengabaikannya dan terus berjalan menuju tempat tujuannya.
###
Tak lama Runi pun sampai di depan komleks perumahannya, ia langsung turun dari mobilnya Rino dan berpamitan pada Rino sambil mengucapkan terimakasih, Rinopun ikut turun dan menghampiri Runi.
"Lomau kemana?" tanya Runi ketika Rino menghampirinya.
"Lo gak mau ajak gue ke rumah lo dulu gitu?" tanya Rino yang sudah berharap akan diajak mampir kerumahnya.
"Ngapain? mening lo pulang udah malem! sekali lagi makasih. Bye!" ucap Runi mengakhiri pembicaraannya sambil berjalan menuju rumahnya. Rino yang mendengar jawaban Runi hanya memelas sabar. Runi memang cewek yang berbeda.
Ketika Runi sedang berjalan Rino mencekal tangannya Runi dari belakang membuat Runi menoleh.
"Apalagi ss ...." Runi yang belum sempat melanjutkan pembicaraannya langsung di sambung oleh Rino.
"Good night" sambil tetap memegang tangan Runi dan menatapnya.
"Apasih, udah lo pulang sana!" balas Runi sambil melepaskan tangan Rino dan berjalan begitu saja.
"Jawab ke."
"Udah!" jawabnya begitu saja sambil terus berjalan.
"Kapan?" teriak Rino karena Runi sudah mulai menjauh.
"Gak perlu tahu!" ucap Runi tanpa menengok kebelakang.
"Jangan lupa mimpiin gue!" Kembali berteriak tanpa ada balasan. Rinopun langsung menjalankan mobilnya dengan perasaan yang sangat bahagia.
Nah gimana nih seru gak? suka gak? semoga suka ya... jangan lupa vore dan komennya ya... ditunggu....
Makasih semuanya....