Chereads / Teen's Problems / Chapter 2 - Berkenalan dengan Normal

Chapter 2 - Berkenalan dengan Normal

A Yeong menatap dirinya di depan cermin toilet sekolah. Setelah memastikan rambutnya kering dan rapi, ia beranjak dari tempat tersebut. Matanya yang indah menatap arlojinya yang menunjukkan pukul 07.30, artinya ia telah melewatkan setengah jam pelajaran pertama.

'Hari ini hari Senin. Kalau gak salah jam pertama adalah Bahasa Korea.'

Ia pun bernapas lega, karena guru Bahasa Korea sangat ramah dan baik hati. Walaupun ia masih merasa cemas, namun perasaannya tak secemas yang tadi. Kaki rampingnya melewati koridor sekolah yang panjang hingga ia sampai di depan kelasnya.

A Yeong menarik napas dalam-dalam dan mengumpulkan keberanian sebelum ia membuka pintu kelasnya.

"Tok...tok...tok..."

"Kriet..."

Bu Sunmi berhenti menerangkan dan menatap ke sumber suara, begitu juga dengan penduduk kelas. Kini, ia berhasil menjadi pusat perhatian yang selama ini selalu ia hindari.

"Glek!" Ia meneguk ludahnya pahit dan merasa terintimidasi.

"Apa perutmu masih terasa sakit?" tanya Bu Sunmi.

"Apa?" ucap A Yeong bingung.

"Bukankah kamu terkena diare? Perutmu pasti terasa panas. Jika kamu tidak sanggup mengikuti pelajaran, lebih baik kamu pergi ke uks dulu untuk meminum obat dan beristirahat," ucap Bu Sunmi pengertian namun tak dapat diterima oleh A Yeong.

Matanya menatap tajam ke arah Ha Na dan teman-teman. Saat mata mereka berdua bertemu, Ha Na menampilkan senyum licik dan meremehkannya.

"Iya A Yeong, kalau pantatmu masih panas, lebih baik ke UKS saja. Kami tidak mau terganggu dengan suara kentutmu hahahahahaha..." ucap Ha Na yang diakhiri dengan tawa diikuti oleh penduduk kelas.

'Cih! Menyebalkan!'

"Soo Ah, apakah kamu ingat kejadian tadi pagi di koridor?" tanya Kim Dami.

"Oh, tentu saja dong! A Yeong terduduk lemas sampai terkentut-kentut dan meminta kita untuk mengijinkannya. Oh! Maaf, aku seharusnya tidak menceritakan hal ini," ucap Soo Ah sambil menutup mulutnya.

Penduduk kelas pun tak mau berhenti ketawa mendengarkan cerita bualan mereka bertiga.

"Um, baik Bu. Saya izin ke UKS di jam pertama," ucap A Yeong pasrah. Rasanya ia ingin membenamkan dirinya di dalam lautan yang sangat dalam. Rasa malu ternyata lebih mengerikan daripada rasa takut, batinnya. Bu Sunmi mengangguk memberikan izin.

Ia melangkahkan kakinya menuju uks dengan berat hati. Sebenarnya ia lebih memilih untuk pergi ke perpustakaan, tapi ia tidak mau terkena masalah karena pergi ke perpustakaan di saat jam belajar sedang berlangsung. Begitu sampai di UKS, ia langsung membanting tubuhnya di atas ranjang kosong sambil tengkurap.

"Apa gunanya aku pergi ke sekolah jika untuk pergi ke UKS?" ucap A Yeong bermonolog. "Lebih baik aku di rumah saja daripada berada di sekolah terkutuk ini." Sambungnya.

"Hais... Rasanya aku ingin mencabik-cabik wajah mereka yang tertutupi make up tebal. Mereka pikir sekolah adalah klub malam? Berpakaian ketat, bermuka tebal seperti tante-tante di diskotik yang selalu aku lihat di film, dan mengecat rambut. Mana ada orang Asia asli yang berambut pirang? Dia pikir dia orang eropa? cih!"

Tiba-tiba terdengar gelak tawa dari samping dan hal itu berhasil mengagetkannya hingga berteriak.

"Omo! Duguseyo?!"

Dari posisi tengkurap berubah menjadi berdiri dengan waspada secepat kilat hanya karena mendengar suara tawa. Tiba-tiba ia teringat dengan gosip-gosip yang pernah menyebar, kalau ternyata uks dulu bekas ruang pasien yang sedang menjalani rawat inap. Bulu kuduknya berdiri. Merinding, itu yang dia rasakan.

"Jaja! (atau tada)" ucap seorang lelaki dengan potongan rambut mohawk sambil menyibakkan tirai putih yang menjadi pembatas antara ranjang satu dengan ranjang yang lain.

A Yeong mematung. Lelaki ini adalah orang yang tadi pagi membantunya menyelesaikan masalah. 'Tidak juga,' batinnya kemudian mengingat ia harus berakhir mengenaskan di UKS.

Hye Jun menatap A Yeong sambil tersenyum geli.

"Heh, Nona Susu Pisang, apa yang terjadi denganmu?"

"Diamlah! Jangan panggil aku dengan sebutan itu, karena aku tidak meminumnya, Tuan Susu Pisang." Balas A Yeong dengan sarkas.

'Cih! Kalah telak!' batin Kang Hye Jun.

"Baiklah, siapa namamu?"

"Silahkan cari tahu sendiri. Gara-gara kamu, rambutku jadi bau susu pisang." Bagaimanapun juga, ia tidak bisa melupakan fakta, bahwa susu pisang itu berasal dari lelaki yang sedang duduk sambil menatapnya.

"Cih! Baiklah, aku minta maaf. Lagian, aku juga sudah tau namamu dari name tag yang kau kenakan." Lelaki itu memandangnya dengan kesal.

'Kalau sudah tau, buat apa bertanya?'

"Apa kamu sedang membolos?" tanya A Yeong yang penasaran. Mana mungkin dia datang ke UKS karena sakit, tadi pagi kan dia terlihat baik-baik saja.

"Mana mungkin aku seperti itu?! Kau pikir aku berandalan?!" ucapnya tak terima dengan nada yang sedikit lebih tinggi, hal itu malah membuatnya lebih terlihat seperti berandal.

"Ya," ucap A Yeong tanpa ragu.

"Haish... inilah betapa pentingnya untuk tidak menilai orang dari penampilannya saja. Aku ini anak kepala sekolah, bisa-bisa appaku memarahiku jika aku bolos kelas dan pergi ke UKS."

"Lalu, apa alasanmu datang kemari, wahai anak pak kepala sekolah?"

"Sakit." Jawab Hye Jun singkat.

"Mwo-ya?(Apa?)" ucap A Yeong yang tak percaya. "Tadi pagi kau keliatan baik-baik saja sambil meminum susu pisang dan sekarang kamu bilang kamu sakit? Hahahahahaha... aku sudah gila. Mungkin aku salah dengar atau sedang berhalusinasi."

"Ya, kau memang gila, namun kau tidak sedang berhalusinasi." Ucap Hye Jun sebal.

"Aku memiliki penyakit maag akut. Jika aku melewatkan sarapan, maka perutku akan sakit."

"Bukannya tadi kamu sudah minum susu pisang?"

"YA! BERHENTILAH MENGATAKAN SUSU PISANG! AKU MUAK MENDENGARNYA!"

"Um.. hehe." A Yeong menunjukkan cengirannya yang kikuk.

"Tadi pagi aku sedikit terlambat, makanya aku tidak sempat makan roti atau sarapan. Lalu aku membeli susu pisang di minimarket, tetapi seseorang mengambilnya dan menuangkannya kepada orang yang ada di depanku sehingga aku jatuh sakit."

"Kenapa kamu mengatakannya seolah-olah aku yang telah membuatmu sakit? Kau pikir aku mau disiram dengan susu pisang?" A Yeong tak habis pikir dengan lelaki yang duduk di depannya.

"Kau ini pemarah, ya." Ucap Hye Jun. "Hm... kenapa kamu ke UKS? Bukannya Ha Na sudah mengizinkanmu?"

"Cih! Omongannya tidak sesuai dengan yang kami sepakati. Dia bilang aku terkena diare dan kentut-kentut." Mengingat hal itu membuat A Yeong semakin sebal. Namun, lelaki yang ada di depannya itu malah mengeluarkan tawanya.

"Diamlah!" bentak A Yeong membuat Hye Jun mengatupkan mulutnya. "Maaf."

Hye Jun menepuk-nepuk ranjang yang ia duduki, membuat gesture untuk A Yeong duduk di sebelahnya.

"Terima kasih, tapi aku mau duduk di ranjangku."

"Tidak masalah. Omong-omong, namaku Kang Hye Jun," ucapnya seraya mengulurkan tangannya. A Yeong menatap lengan kekar itu, "aku sudah tau."

"Ya! Tidak bisakah kita berkenalan dengan normal?!"

"Heh.." kekeh A Yeong. Tangan kanannya menjabat uluran tangan Hye Jun. "Park A Yeong imnida :)" ucapnya sambil tersenyum manis membuat jantung Hye Jun berdesir.

A Yeong menatap Hye Jun bingung. "Kenapa?" tanyanya karena Hye Jun tak mengucapkan sepatah kata pun.

"Ah, nggak. Salam kenal." Ucap Hye Jun gugup.

"Salam kenal."

Mereka berdua pun bercerita mengenai banyak hal. Seperti menanyakan kelas masing-masing, hobi, makanan kesukaan, dll hingga jam pertama telah berlalu.