Chereads / My Handsome Alpha / Chapter 10 - Bab 9

Chapter 10 - Bab 9

Ranya berlari dengan cepat saat suara ketukan pintu terdengar. Ia membuka pintu dan terlihat Onix dengan wajah teduh berdiri di sana.

"Bagaimana? Apa ia benar-benar tidur di kamar Xander?" tanya Ranya cepat.

Onix terkekeh lalu menggeleng pelan. "Sepertinya Althous berhasil membujuknya untuk tidur di kamar tamu."

Seketika perasaan gelisah Ranya hilang digantikan rasa lega. Ia kembali ke kasurnya. "Apa belum ada kabar dari Alpha?"

Onix menggeleng kembali. "Jangan khawatir, Luna. Alpha merupakan serigala kuat. Ia pasti baik-baik saja. Saya bahkan lebih khawatir dengan kondisi musuh yang ia hadapi."

Ranya tertawa kecil. "Mendadak aku setuju denganmu."

"Hm, Onix ...," panggil Ranya ragu.

Onix mengangkat sebelah alisnya. "Iya, Luna?"

"Apa kau tahu tentang penyerangan yang dilakukan rogue saat Alpha berumur dua tahun?"

Ranya dapat melihat perubahan ekspresi di wajah Onix. Perempuan paruh baya itu menunduk-mendadak tampak gelisah.

"Ada apa, Onix?" tanya Ranya bingung.

"Saya tidak dapat memberitahu Luna," jawabnya.

"Mengapa?"

"Alpha Hanes dan Luna Ara memerintahkan agar seluruh anggota pack menutup mulut akan kejadian itu."

Ranya menggigit bibirnya. Otaknya berpikir keras. Semuanya tampak ambigu baginya. Ia menjadi makin penasaran, apa yang sebenarnya terjadi saat itu?

~~

Ranya mendengus kesal melihat gadis-yang katanya Putri dari Orbit pack-duduk di meja makan dengan senyuman liciknya. Bukan itu yang membuat Ranya kesal. Gadis bernama Greysia itu duduk di bangku yang biasa Ranya pakai, tepatnya di sebelah bangku Xander.

"Mohon mengalah untuk kali ini saja, Luna," bisik Althous lirih membuat Ranya menoleh dengan tatapan tajamnya.

Ranya membuang napas kesal seraya mengambil tempat duduk di sebelah Althous.

"Sudah ada kabar dari Xander?" bisik Ranya penuh harap.

Baru saja Althous hendak menjawab, Greysia segera memotongnya, "Kau tidak tahu? Xander baik-baik saja. Ia menghubungiku kemarin malam."

Ranya mengernyit. Xander menghubungi Greysia? Ia menoleh pada Althous, berusaha meminta penjelasan.

Lagi-lagi baru saja Althous ingin menjawab, Greysia kembali memotong. "Tampaknya Xander lebih peduli denganku, ya?"

Ranya menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan amarahnya. Ia tersenyum lalu menjawab, "Oh benarkah? Selamat untukmu. Tapi bagaimana ini? Sayangnya, mau ia lebih peduli denganmu atau tidak, ia tetap adalah mate-ku. Kau adalah seorang werewolf, tentu lebih tahu sekuat apa ikatan mate itu, bukan?"

Tepat setelah menyelesaikan ucapannya, Ranya tersenyum puas. Sejujurnya, Xander telah mengajarinya cara membalas sarkas beberapa kali. Ranya tidak tahu, bahwa hal itu benar-benar berguna.

"Anda mau ke mana, Luna?" tanya Althous saat Ranya bangkit dari kursinya.

"Antarkan makanan ke kamarku saja. Aku takut bisa memuntahkan makananku jika tetap berada di sini."

~~~

"Luna! Luna!"

Ranya mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha beradaptasi dengan silau lampu.

"Luna!" Ranya bangkit dari tidurnya saat kembali mendengar seseorang memanggilnya.

"Ada apa?" tanya Ranya langsung setelah ia membuka pintu.

Onix tersenyum lebar di hadapannya lalu menjawab, "Alpha sudah kembali."

"Ia menunggu Anda di kamarny—"

Belum sempat Onix menyelesaikan kalimatnya, Ranya langsung berlari menuju kamar Xander. Senyuman lebar tercetak jelas di bibirnya. Ranya berhenti di depan pintu kamar Xander. Ia merapikan rambutnya seraya menarik napas dalam-dalam. Lalu, mengetuk pintu.

Tak lama, pintu kamar terbuka. Ranya siap menyambut Xander dengan senyuman manis sebelum Greysia muncul dari balik pintu itu.

Ranya mengerutkan dahinya. "Mengapa kau ada di sini?"

Greysia tersenyum miring. "Menurutmu kenapa?"

"Ka—" Ucapan Ranya terpotong dengan kehadiran Xander yang muncul dari belakang putri Orbit Pack itu.

"Ada apa, Greysia?"

Ranya mematung di depan saat tangan Xander mengalung sempurna di perut Greysia. Ia dapat melihat senyuman penuh kemenangan di wajah gadis di hadapannya itu.

"Ranya?" Xander mengernyit lalu bertanya, "sedang apa kau di sini?"

Hati Ranya terasa perih. Ia menatap nanar lelaki di hadapannya, sebelum berbalik dan meninggalkan pasangan werewolf gila itu.

~•~

Ranya masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu. Ia tidak peduli jika werewolf di sekitarnya merasa terganggu. Sekadar informasi, pendengaran dan penciuman werewolf berkali lipat lebih peka dibanding manusia biasa.

Lihat, bahkan Onix langsung masuk ke dalam kamar dengan wajah panik. "Ada apa Luna?"

"Jangan memanggilku Luna!" larang Ranya tegas, "kalian sudah memiliki Luna baru," lanjut Ranya pelan tapi terdengar perih.

"Alpha sialan!" kata Ranya kesal. Ranya tidak peduli jika Onix marah karena dirinya telah menghina pemimpinnya.

"Ada apa sebenarnya, Lu—"

Onix tak sempat menyelesaikan kalimatnya. Tatapan tajam Ranya membuatnya langsung menutup mulut. "Panggil aku Ranya."

Onix menggeleng. "Saya tidak beran—"

"Alpha sialanmu itu saja berani berselingkuh dengan perempuan lain. Mengapa kau tidak berani memanggil namaku?"

"Selingkuh?" beo Onix.

Ranya mengangguk. Ia membuang muka jengkel. "Semua lelaki itu sama saja! Mau manusia tulen ataupun manusia serigala. Dasar buaya!" ocehnya.

"Coba bayangkan kau ada di posisiku, Onix. Selama dua minggu ini, aku selalu menunggu kabarnya dan mencemaskannya. Tapi ini balasan darinya untukku? Langsung menemui Greysia? Di kamar? Bahkan memeluk pinggang putri sialan itu?" Emosi Ranya memuncak. Ia menggigit selimutnya gemas.

"Saba—"

"Kurang sabar apa lagi aku, Onix? Aku bahkan rela sarapan dan makan malam di kamar agar tidak beradu mulut dengan putri sialan itu. Bahkan Cal juga harus ikutan terk— Tunggu." Ranya menghentikan ucapannya saat menyadari sesuatu.

"Di mana Cal?"

To be contiune~

.

.

.

~Thanks, God:)