Suasana kini sudah begitu gelap, tengah hari yang biasanya terik kini berubah mendung gelap bagaikan senja yang dilahap awan hitam. Kalima dengan cepat menebas beberapa batang kayu dan daun kelapa, ia masih terlihat begitu marah dan melampiaskan kemarahan itu menggunakan tenaga dalamnya.
Kirana duduk di dekat Sastra, sambil menatap kosong Sundari dan Kalima yang sedang buru-buru membuat gubuk untuk mereka berainggah. "DUAAARRRR...." kilat dan petir menyambar kuat, Kirana kaget kemudian memeluk Sastra erat.
Air hujan yang deras turun tanpa ada aba-aba lagi, hujan turun begitu lebat sampai-sampai jarak pandang Kirana tertutup oleh guyuran air dari langit. Ia bahkan tidak mendengar ucapan suara keras dari Kalima dan Sundari.
"Sundari biar aku yang mengikat tiang ini, kau pasang saja daun kelapanya!" teriak Kalima.
"Baik Paman!" jawab Sundari melaksanakan perintah Kalima.