"Asih, apa yang terjadi padamu!"
"Apapun yang terjadi padaku, jangan kau dekati aku. Pergi dari sini mbakyu!" ucap Asih terisak.
"Tidak. Aku tidak akan pergi sebelum kau memberitahu padaku apa yang terjadi" Tari bersikeras.
"Mbakyu aku mohon, pergilah dari kamarku" ucap Asih semakin bersembunyi dan membelakangi Tari.
"Asih, kau sudah menganggap aku sebagai saudara kan? Kita berjanji akan berbagi suka dan duka. Tapi kenapa sekarang kau malah mengusir dan membentakku, apa kau menganggapku orang lain sekarang?" ucap tari dengan nada bergetar.
"Tidak, bukan begitu Mbakyu"
"Lalu apa? Kenapa kau menangis dan bersembunyi seperti ini"
Asih berbalik perlahan, dengan ragu Asih menjulurkan tangannya dan memperlihatkannya pada Tari. Mata tari langsung terbelalak melihat telapak tangan Asih yang terlihat memerah dan beruam, sama persis dengan yang ada di kulit Kirana.
"A... Asih, kau..." Tari tidak bisa berkata-kata.