Keesokan paginya...
Kirana kembali memakai busana gadis desa sederhana seperti kemarin, sebelum melakukan perjalanan, ia dan Kalima terlebih dulu memeriksa apakah semua ramuan yang semalam dibuat sudah dibawa atau belum. Jangan sampai ketika sampai di desa itu, mereka malah tidak membawa obatnya.
"Bibi" sapa Kirana lembut menghampiri bibi yang sedang menyiapkan bambu air untuknya.
"Ya Nak..." bibi menatap lekat pada Kirana.
"Bibi aku meminta restu darimu, doakan aku semoga aku berhasil mengobati anak itu" ucap Kirana kemudian meletakkan tangan bibi di atas kepalanya.
Bibi tersenyum lembut, matanya langsung membendung air bening. Ia membelai wajah Kirana dengan penuh kasih sayang. "Tanpa kau minta, bibi selalu merestuimu, doaku selalu terpanjat untuk dirimu" ucap bibi dengan nada yang bergetar.
"Terimakasih Bibi" ucap Kirana langsung memeluk bibi dengan erat.