Kirana mengelus gemas kepala anak laki-laki itu, bocah itu sudah menyadarkan Kirana dari kerapuhan dan rasa putus asanya. Apa yang Kirana lakukan tidaklah salah, ada kalanya seseorang yang terlihat kuat dan tegar menjadi rapuh ketika dirinya mulai lelah. Tetapi keyakinan Kirana tidak akan pudar, meskipun akan ada banyak duri yang akan ia hadapi nantinya, selagi dirinya masih dikelilingi oleh orang yang menyayanginya maka Kirana masih akan berdiri meskipun terkadang ia merasa tidak sanggup.
Purnama mulai bergerak naik, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat empu Dhamar akan menyerahkan keris itu pada Kirana, setelah menghibur Ndoro Putri, Jiwo beserta anak-anak lainnya masuk terlebih dulu ke rumahnya untuk segera tidur. Dan selanjutnya, para orang tua masih didepan api unggun untuk melihat penyerahan pusaka keris empu Dhamar kepada Kirana.