Sebenarnya Empu Dhamar tau bagaimana karakter sifat dari Mayang, hanya saja Empu bersikap tetap tenang ketika menghadapinya. Pendekar muda itu masih menunggu jawaban empu dengan tatapan yang penuh harap.
"Kau ingin melihatnya?" tanya empu Dhamar sekali lagi.
"Iya Empu" Mayang menjawab dengan yakin.
Empu Dhamar mengangguk dan tersenyum. "Masuklah" ucapnya kemudian disusul Mayang berjalan dibalik punggungnya.
Mayang menunggu di ruangan depan dan mencoba untuk duduk dengan tenang sampai Empu Dhamar kembali dari kamarnya, meskipun sebenarnya ia sudah tidak sabar. Tapi setidaknya beruntung karena empu sama sekali tidak keberatan atas permintaannya.
Selang beberapa lama kemudian empu Dhamar keluar dari kamarnya, ia memegang sebuah peti panjang yang terbuat dari kayu jati berukir, membuat pusaka itu semakin istimewa di mata Mayang karena tempat penyimpanannya saja berbeda dari yang lain.