"Untung kau mengetahui betul bagaimana ciri-ciri penyakit itu Aji" ucap Kirana dengan perasaan yang lega.
"Saya mencoba mempelajarinya Ndoro, saya juga sempat bertanya pada salah satu penderita penyakit itu. Agar bisa mengetahui tanda-tanda awalnya"
"Kau sangat cerdas" ucap Kirana.
Mereka akhirnya sampai di depan rumah Kirana. "Kalau begitu, kami pamit kembali ke lahan Ndoro. Hari ini kami akan mulai mendirikan pagar" ucap Aji dan Bagus sambil mengangguk hormat.
"Iya, pergilah" jawab Kirana menganggukkan kepalanya setara dengan anggukan hormat dari Bagus dan Aji.
Kedua pria itu menjadi sangat akrab, Aji dan Bagus selalu terlihat pergi bersama-sama. Mereka sudah seperti saudara yang tidak bisa dipisahkan meskipun terkadang keduanya ribut dan bertingkah konyol satu sama lain, namun memang begitulah ekspresi sebuah pertemanan. Terkadang akur, kompak, meskipun ada bertengkar, sesudahnya pasti akur lagi.