Derap langkah kaki itu semakin mendekat, cahaya obor semakin menerangi wajah Kirana tetapi Kirana masih belum jelas siapa orang dibalik api obor itu. Sebisanya Kirana memasang ancang-ancang sebagai tanda waspada jika yang datang adalah orang yang jahat, tetapi kemudian berlatih di tangannya terjatuh ketika yang ia lihat adalah paman Kalima.
"Maaf karena telah membuatmu ketakutan Ndoro Putri" ucap kalimat dengan hormat.
"Paman Kalima" ucap Kirana kemudian berlari ke arah Kalima dan memeluknya.
Kalima ingin sekali menolak pelukan Kirana, tetapi ia juga merasakan tubuh Kirana yang gemetar ketakutan. "Sudah, sudah Ndoro. Ada saya disini, Ndoro Sekar sudah aman sekarang" ucap Kalima melepaskan rukan Kirana dan mencoba menenangkannya.
"Sekarang ayo kita kembali" ucap Kalima kemudian mempersilahkan kira-kira untuk berjalan terlebih dulu.
"Tidak. Para warga dan bibi sudah sangat membenciku, mereka pasti tidak ingin aku kembali" ucap Kirana dengan nada sedih.