Kirana menghampiri bibi yang duduk termenung dan terlihat mengusap air matanya, kemudian Kirana duduk di hadapan bibi sambil menggenggam tangannya. Tetapi tiba-tiba bibi menghempaskan tangan Kirana, tatapannya sedih menjadi begitu tajam dan penuh kebencian. Kirana tidak mengerti kenapa bibi bersikap seperti itu.
"Ada apa bibi? Apakah salah jika aku membuat mereka bangkit dan bersemangat lagi?" tanya Kirana tidak mengerti. Namun bibi hanya terdiam, wanita itu tidak ingin menatap Kirana.
"Bibi ada apa denganmu?" tanya Kirana lagi, tapi bibi tetap tidak menjawab. "Bi... Apa salahku?"
Mendengar pertanyaan Kirana yang terakhir, bibi langsung berdiri dan menatap Kirana tajam. Kirana sangat terkejut dengan perubahan sikap bibinya itu. "Kau masih berani bertanya apa salahmu?!" ucap bibi dengan suara yang berat dan bergetar, sedangkan Kirana masih tertegun. Orang-orang yang sedang sibuk membahas apa yang dijelaskan Kirana tadi, kini beralih menatap ke arah mereka berdua.