Chereads / Matahari tetap bersinar walaupun bulan yang dipuji / Chapter 1 - Bidadari yang tak diinginkan

Matahari tetap bersinar walaupun bulan yang dipuji

Anana_star_13
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bidadari yang tak diinginkan

Prakk!!!!! "Kamu sudah bikin kami semua malu parah!" sulut amarah terlontar dari mulut Sang CEO Perusahaan Amalion Park. "Tapi pah, ini bukan kesalahan Astard. Dia ngelakuin itu karena ia sayang dan cinta sama aku pah." bentak gadis berambut biru. Suasana panas ini menimbulkan kerusuhan di rumah mewah tersebut. Banyak yang menyaksikan dari saudara dan saudari yang lain hingga pembantu yang tidak menyangka gadis manja itu membuat kesalahan fatal bagi dirinya dan keluarganya. Geoli dan Riwtasd makin muak mendengarkan penjelasan itu. Pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menikahkan putrinya itu dengan Astard untuk menghindari sebuah konflik di media.

Geoli memandang anaknya yg ia manja selama ini dengan penuh kebencian. Ia memberikan sebuah peringatan besar kepada Teftwy, bahwa selepas dia menikah untuk tidak kembali menginjak area rumah tersebut dan jangan harap dapat tunjangan dari perusahaan. Tidak seperti umumnya pernikahan yang disambut dengan senang, riang gembira antar kedua pihak keluarga mempelai. Pernikahan Teftwy dan Astard di hiasi dengan konflik. Tidak ada satupun yang memberi sebuah doa yang terbaik. Pernikahan tersebut berjalan dengan lancar. Teftwy masih berpegang teguh bahwa pernikahan akan membawa berkah bagi dirinya dan laki-laki yang ia cintai serta buah hati dalam kandungannya itu. Sang adik Reftwy yang berbeda dengan keluarga itu merasa kasihan terhadap penderitaan kakak Teftwy. Ia memiliki banyak informasi tentang masalah yang terjadi di keluarga nya itu. Hanyalah dia yang akan berjanji kepada Teftwy untuk membantunya saat ia sudah sukses nanti. Tetapi perkataan itu tidak dianggap serius oleh Teftwy.

5 Tahun kemudian.....

Barang-barang berserakan dan tidak karuan, membuat seseorang susah melangkah. Hal tersebut sudah sering dihadapi oleh gadis berambut cokelat pekat itu. Setiap pulang ia selalu menjumpai banyak barang yang berantakan itu dan dia hanya bisa merapikan dan membersihkan barang yang berserakan tersebut. Ia melihat sekeliling rumah yang sunyi dan tak menjumpai kedua orangtuanya. ia hanya memandang kebahagiaan yang tak terlupakan pada dirinya di dinding yaitu foto saat saat masih kecil pada musim panas serta senyuman orang tuanya yang manis dan kini tidak dapat lagi senyum itu pada dirinya. Pada musim panas ini selayaknya anak-anak menikmati kebahagiaan dengan berlibur bersama keluarga tercinta. Tetapi tidak dengan Feestard ia hanya mengurung diri di kamar kecil nya itu. Dengan persediaan sup hangat buatan sendiri dan air yang ia dapat dari danau belakang rumah. Dan ia selalu takut ketika memasuki kamar kedua orang tuanya itu. tetapi kali ini ia memberanikan diri untuk masuk. krekkk.... "Mama!! Papa!!! Feestard ingin keluar dan berlibur seperti teman-teman." ujar nya sambil bergetar. "Sebentar sayang, ada penonton yang melihat kita." ujar Teftwy. "Tapi kan ini belum kelar. Ou Feestard anak yang pembawa sial itu." ujar Astard. "Kamu ingin berlibur ? hahaha gak usah ngarang kamu ya." tertawa licik Teftwy. "Kamu ingin berlibur? Ini $100 buat liburan 1 Minggu." ujar Astard sambil meraih uang di dompetnya. "Sayang, ngapain kamu kasih dia uang. Lagian dia nyusahin kita selama ini." Ledek Teftwy kepada anaknya. "Sudah lah sayang, biar dia pergi dari rumah ini sementara, dan kita bisa bermesraan sampai 1 minggu, lagian kita bisa berpesta sepuasnya." ujar Astard. Gadis itu mengambil uang yang dilempar oleh ayahnya itu dan mengucapkan terimakasih kepada mereka.

Ia langsung menutup pintu dan menuju ke kamarnya. Ia mengemasi barang bawaannya dan tidak lupa membawa kitab suci pemberian dari seorang nenek kaya raya yang tidak sengaja berpapasan saat pulang wisata edukasi. Barang semua telah terkemas rapi ke dalam koper kecil dan tas rangsel yang imut itu dengan rapi yang berisi baju dan kebutuhan lainnya layaknya kebutuhan saat piknik. "Semoga liburan ini Tuhan selalu melindungi aku dan semoga liburan ini memiliki hikmah bagiku." ujar Feestard sambil menatap ke atas. Feestard perlahan-lahan keluar kamarnya dan menutup pintu. Hatinya tiba-tiba merasa bahagia karena pertama kalinya ia berlibur pada musim panas ini. Sebelum meninggalkan rumah kesayangan, ia menatap kamar orang tua yang ia cintai walaupun ia dibenci oleh kedua orang tuanya dalam lubuk hatinya semoga mereka selalu dalam perlindungan Tuhan. Tak berpikir panjang ia langsung keluar rumah dan berjalan menuju halte bus. Matahari bersinar sangat terik hal ini tidak membuat semangat Feestard turun untuk berlibur. Halte bus sudah di depan mata. Dengan bersemangat ia berlari dan memeriksa jadwal bus dan ongkos kendaraan bus tempat yang ia tuju. akhirnya ia memilih bus 3 menuju desa Resthy dengan biaya yang sangat murah sehingga ia bisa menghemat uang pemberian dari Astard. Ia menaiki bus itu dengan mantap. ia duduk di kursi no 3 dari belakang bagian baris kiri dekat jendela. Feestard melihat pemandangan sekitar yang indah yang tak pernah ia lihat 4 tahun terakhir ini. Pikiran yang terlintas di kepalanya adalah orang tuanya. "Jika Mama dan Papa ikut berlibur bersama-sama maka akan terasa lebih riang lagi. tapi apalah daya mereka sudah berbuat kasar seperti itu kepadaku sejak kecil." gumam Feestard sambil cemberut.

Dari lawan terdapat mobil sport mahal berkecepatan tinggi sehingga mobil tersebut menabrak bus yang pada akhirnya bus itu masuk ke jurang yang sangat curam. Di keadaan tersebut penumpang merasa resah, gelisah, serta rasa takut yang kuat sambil berdoa dan memohon kepada Tuhan agar terlindungi. Fesstard hanya berdoa, " Aku mohon kepada-Mu, tolong satukan lagi diriku dengan kedua orang tua ku dikemudian hari yang dimana mereka merasa bangga mempunyai diriku sebagai anak darah daging mereka sendiri tanpa memandang kelemahan yang kumiliki serta aku dapat membahagiakan mereka berdua." Ia pun tertatap jendela dan kepalanya terbentur dengan muka dan tubuh dipenuh oleh darah serta banyak sekali orang tergeletak tak berdaya.