Chapter 6 - Tim

"Kyou, Kyou bangun, ini sudah pagi."

"Mmmm oh Fiola, selamat pagi."

"Kita jadi kan mau ke kota?"

"Iyaa."

Pagi yang cerah di istana Lintwooded. Aku pergi kebawah bersama Fiola untuk meminta izin pergi ke kota, dan berterimakasih karena telah memperbolehkan ku menginap disini. Di bawah, ada yang Mulia, dan Anna.

"Kyou, sini makan dulu." ucap yang Mulia

"Iyaa, ayo Fiola."

"Hari ini kalian mau pergi ke kota kan? Kami telah menyiapkan bekal untuk kalian."

"Ehh padahal gausa repot-repot."

"Gak apa apa kok. Silahkan dimakan sarapannya Kyou."

"Apa iniii enak buuaaaangeeeet." ucapku saat merasakannya

Selama aku pindah ke dunia ini, aku baru pertama ini ngerasain makanan seenak ini. Setelah makan aku segera bergegas pergi ke kota bersama Fiola, menaiki sepeda yang aku buat kemarin. Kami berboncengan karena aku hanya membuat satu sepeda. Saat menuju kota, orang orang heran dengan benda yang aku naiki, mereka sepertinya belum pernah liat yang seperti ini.

"Eh Fiola, kamu tau guild dimana?"

"Kayaknya disana deh."

"Oh iya benar disana."

Aku menghampiri pintu masuk guild dan menyimpan sepedaku disana

"Eh Kyou, kau yakin sepeda ini tak akan dicuri? Disini banyak pencuri loh, apalagi barang aneh seperti seeeapa etto, sepeda nah iya sepeda"

"Benar juga ya Fiola, tapi sepeda ini besar, ga mungkin juga kalo dibawa kedalam.

"Kalo gasalah ada mantra buat menyimpan benda, apa ya aku lupa Kyou, aku udh lama ga pakai mantra itu, jadi lupa."

"Fiola coba pinjem buku Pawa."

"Hem." Fiola mengangguk dan mengambil bukunya di tas.

"Coba aku liat... ini..... bukan, inii........bukan, apa mungkin ini..... bukan juga, hmmmmm... oh ini."

'Pawa no Store Object' sambil mengarahkan tanganku kesepeda.

"Wah beneran Fiola, Sepeda nya kesimpen di Object Realm¹ milik ku."

"Mantap Kyou!!"

"Nih Fiola buku Pawa nya, btw kalo mau beli buku mantra dimana?"

"Ada kok tempatnya deket sini."

"Nahh bagus, nanti anterin yuk. Biar aku ga minjem buku kamu terus."

"Iyaa Kyou."

Aku dan Fiola pun langsung masuk ke Guild. Disana banyak party party yang sedang mencari quest di papan quest. Aku dan Fiola menghampiri meja pendaftaran.

"Mbak, saya mau join nih."

"Oh boleh, mau gabung party atau bikin sendiri?"

"Bikin party baru aja mbak."

"Oh, minimal 4 orang mas." aku terkejut.

"Eh, gabisa berdua?"

"Ngga mas. Kalian bisa cari member dulu kok, nanti kesini lagi."

"Yauda deh mbak, makasi yaa! Ayo Fiola, cari dulu yang mau join."

"Iya Kyou, sekalian beli Pawa?"

"Boleh tuh, yuk!"

Aku dan Fiola keluar guild lalu pergi kearah toko Sihir. Di toko tersebut terdapat banyak alat alat sihir, dan juga buku Mantranya. Aku pun pergi ke arah penjaga toko tersebut.

"Bang, permisi." Aku menyapanya

"Iya ada apa, Kyou?"

"Busettt abang penjaga toko buku, kok ada disini?!"

"Semenjak kau pindah kesini, tugasku dibumi juga selesai. Jadi sekarang aku disini."

"Oh iya, kan dia malaikat nya Dewa ya." gumamku

"Bang, mau beli buku Mantra Pawa nih."

"Bukanya udah punya Chikara?"

"Energi ku belum cukup buat mantra mantra Chikara."

"Oh, yauda nih. Gratis."

"Seriusan bang?"

"Seriuslah, gak punya uang kan?"

Njir baru nyadar emang ga bawa uang.

"Hehe, makasi bang."

"Santai aja, udah punya temen ya sekarang?"

"Iya bang, mau berubah hehe."

"Bagus lah, nih ambil uang."

"Seriusan bang?"

"Iyaa, mau daftar guildkan?"

"Kok tau terus dari tadi bang?!"

"Kau lupa aku siapa hahahaha....."

"Yauda bang makasi yaa."

Aku dan Fiola pun keluar toko tersebut.

"Kyou, siapa tadi?"

"Oh itu, abang penjaga toko buku di dunia ku sebelumnya."

"Kok dia baik banget sama Kyou?"

"Aku langganan beli buku ke dia."

"Ohh ternyata Kyou suka membaca buku." Fiola tersenyum kepadaku

"Ah iya hehe."

Aku berjalan sambil membaca buku Pawa, menghapalkan mantra Atribut Tangan. Setengah jalan menuju guild, aku mendengar teriakan minta tolong.

"Tolong!!!!" dua perempuan menjerit minta tolong.

"Jangan berisik, dasar sialan! Kau mau mati." teriak para lelaki yang ada di situ.

Aku pun segera ingin menolongnya.

"Fiola aku akan menolongnya."

"Hati-hati Kyou!"

"WOIII KALIAN, JANGAN BERANI SAMA PEREMPUAN DOANG!!!" teriakku

"Kau siapa? Kami tak ada urusan denganmu. Jangan mengganggu kami, jika kau ingin selamat!" gertak salah satu preman tersebut

"Aku emang ga ada urusan dengan kalian, tapi memperlakukan wanita seperti itu bukanlah hal yang membuatku bisa diam saja."

"Banyak bacot, serang dia!"

'Pawa no Fast!' aku berlari kearah mereka. 'Pawa Atribut no PUNCHHHHH!!!' aku menghantam mereka satu satu, lalu aku berjalan kearah ketua mereka.

"Ayo maju sini, jangan berani sama perempuan doang!" teriakku.

"Liat saja kau sialan." Dia lari kabur.

Aku pun segera menghampiri perempuan perempuan itu. Aku melihat luka memar di sekujur tubuh mereka.

'Chikara no Heal'

"Kalian tidak apa apa?" tanya ku

"Hah, iya kami tidak apa apa." ucap salah satu dari mereka.

"Terimakasih sudah menolong kami." ucap dari yang satu lagi.

"Preman preman itu siapa?" tanya ku.

"Sebenarnya kami anak buah mereka. Kami lari dari mereka."

"Mengapa kalian lari?"

"Kami menjadi anak buah mereka karena kami butuh uang, kami disuruh merampas uang dan hasilnya akan dibagi rata."

"Kami berhasil melakukannya, tapi uang tersebut malah dipakai untuk minum-minum dan tidak ada untuk kami."

"Kami pun berhenti menjadi anak buah mereka, tetapi mereka memaksa kami untuk tetap merampas uang. Mau melawan kami kalah jumlah."

"Tadi kami mencoba lari dari mereka, tapi ketahuan. Alhasil kami jadi seperti ini."

"Ohh begitu. Tapi kenapa kalian tidak melawan dengan sihir? Di sini kan ada sihir?" tanya ku

"Mereka adalah kelompok anti-sihir. Saat kami berjanji menjadi anak buahnya, kekuatan kami dilenyapkan."

"Hmmmm, kalau begitu bagaimana cara ngebalikin sihir kalian?"

"Mustahil, kami hanya bisa menunggu keajaiban Dewa agar sihir kami kembali."

"Ummmm, ah iya aku cari saja mantra nya?"

"Mana ada di Pawa mantra seperti itu." jawab salah satu dari mereka

"Iya, Mantra itu hanya dimiliki Dewa dan malaikatnya." lanjut salah satu dari mereka.

"Ohh, kalo soal itu aku punya ini." aku menunjukan buku Chikara.

"Haaaaaahhhhhhhh?!" mereka kebingungan.

"Serius ini Chikara?"

"Bukannya udah gak ada ya?"

"Ohh, ini pemberian Dewa, panjang ceritanya." Aku pun membuka buku Chikara untuk mencari mantranya.

"Ini ada, kalian siap siap ya!" 'Chikara no Recovery : Skill'

"Gimana?" tanyaku

'Atribut no Sharp Ice' "Wahh beneran balik lagi"

'Atribut no Light Bless' "Iya bener balik lagi."

"Terimakasihh umm..."

"Kyou. Namaku Kyou."

"Nah, Kami benar benar berterimakasih."

"Iya sama sama."

"Oh iya kami lupa belum perkenalan. Saya Mika Hudenshield dan adik saya Miku Hudenshield."

"Perkenalkan saya Kyou Hiragana dan Fiola..."

"Fiola Mountmer" lanjutnya cepat. Aku baru tau nama panjangnya:v

"Oh iya, kalian lagi butuh uang kan? Mau ikut bikin party sama kami gak?" tawarku.

"Iya nanti hasilnya dibagi rata kok." lanjut Fiola lemah lembut.

"Wahh terimakasih. Kami ikut dengan kalian."

"Yoshh udah pas empat orang ayo ke Guild."

Kami berempat pun pergi ke guild untuk segera membuat Party. Saat pemilihan Role, aku jadi Frontliner Fighter. Fiola dan Mika menjadi Side Magic, dan Miku menjadi Full Support. Party ini cukup lengkap karena semuanya memiliki kekuatan masing masing. Fiola dengan Light Beam nya, Mika dengan Sharp Ice nya, dan Miku dengan Light Bless nya yang sangat berguna. Party kami pun langsung berlevel 9. Kami pun segera memilih quest pertama kami. Banyak pilihan quest dengan reward menggiurkan. Setelah lama berdiskusi, kami memilih quest berburu burung Huyup, dengan tingkat kesulitan level 7.

¹tempat dimana object yang di store berada.