"Kyouuuu..... akhirnya kamu bangun juga! Kamu tidak apa apa?"
"Hah, iya aku tidak apa apa. Apa yang terjadi padaku?"
"Kau terlalu lama menggunakan Shield dari Chikara, sehingga energimu habis dan kau pingsan." Kakek yang menjawabnya.
"Ohh gitu kek, tapi masa aku baru pakai 1 menit sudah kehabisan energi."
"Energi mu masih terbatas, karena kau belum membuka Atributmu."
"Kalau gitu gimana cara membuka atributku?"
"Itu nanti akan terbuka sendiri seiring berjalannya waktu. Kau sebaiknya istirahat dulu, Fiolaa bawakan teh kesini."
"Baik kek."
Fiola pun pergi ke penginapan untuk membawa teh. Kakek bertanya pada ku tentang masa laluku dan mengapa aku bisa disini. Aku menceritakan semua yang terjadi. Kakek pun memberi nasehat kepada ku untuk menjalani hidup yang baik di dunia ini. Setelah itu Fiola pun datang membawa teh nya. Kami bertiga pun meminum teh tersebut sambil bersenda gurau.
Setelah lama kami bersenda gurau, sesuatu hal yang buruk terjadi. Aku merasakan getaran ditanah. Sepertinya terjadi gempa disini. Kakek menyuruhku bergegas ke pemukiman di kaki gunung untuk membantu karena gempa ini dapat saja menimbulkan longsor. Kakek membawa ku bersama Fiola kesana menggunakan Teleport. Dan benar saja, sesampainya disana banyak batu dari puncak gunung yang menggelinding kebawah.
"Kyou kau dan Fiola kau lindungi warga! Kakek disini bersama penjaga keamanan menahan batu tersebut."
"Hem! Baik kek!"
Aku dan Fiola pergi kearah warga. Saat batu itu menggelinding, batu itu menghantam sesuatu dan mengubah arah jatuhnya. Batu itu mengarah kepada kami.
"Fiola batu itu mengarah kesini."
"Kyou, gunakan Shield dari Chikara. Batu itu terlalu besar untuk Shield biasa."
"Jangan sekarang, kalau setelah ini aku pingsan, ada batu lagi bagaimana?"
"Oh iya Fiola, gunakan LIght Beam mu untuk menghancurkan batu itu, sisa pecahannya, aku bisa tahan dengan Shield Biasa!"
"Baik Kyou!" 'LIGHT BEAMMMMM!!!!'
"Yoshh kerja bagus Fiola! Sekarang giliranku!" 'Shield no Guard!!'
Batu itu berhasil ku halau dengan Shield biasa . Tidak lama kemudian gempa itu berhenti. Kakek bilang kepada ku jangan lengah karena dapat terjadi gempa susulan yang lebih besar. Benar saja gempa itu kembali mengguncang. Aku pun sigap kembali menahan batu yang mengarah ke arah warga. Para penjaga keamanan yang memiliki atribut di tangan menggunakan sihir atribut untuk mengendalikan batu tersebut. Sedangan yang memiliki atribut di kaki membuat tembok untuk melindungi penjaga keamanan yang sedang mengendalikan batu.
Semua yang batu yang jatuh berhasil di halau, tetapi masalah belum selesai. Karena gempa susulan ini lebih besar guncangannya dari pada gempa sebelumnya, tidak hanya batu dari gunung yang jatuh, tetapi tanahnya juga ikut longsor. Kakek memintaku untuk membantu menghacurkan batu tersebut, dan menahan tanah yang jatuh.
"Kyou, gunakan mantra Break di buku Guard. Batu itu terlalu besar untuk dikendalikan, batu itu harus dihancurkan."
"Itu mantra atribut bukan kek? Aku belum memiliki atribut."
"Bukan itu mantra dasar , ayo cepat bantu!"
"Tapi aku belum bisa menggunakannya kek."
"Ayo coba saja, kau bisa Kyou! Kau arah kan tanganmu ke batu tersebut dan ucapkan mantra nya!"
"Baiklah kek, aku akan mencobanya!" Aku mengarahkan tanganku ke batu tersebut dan 'Break no Guard!"
Batu itu tidak hancur tapi mengecil, karena mantra Break ku yang belum sempurna dan hanya menghancurkan bagian luar batu tersebut. Batu itu mengarah ke arah warga, dan aku menyuruh Fiola menggunakan Light Beam nya. Batu itu pun hancur berkeping keping oleh Light Beam Fiola.
"Sekarang tanah nya! Ayo tahan!" Teriak kakek. Semuanya menuruti perintah kakek 'Shield!'
Karena semua penjaga keamanan hanya mengendalikan buku Guard, mereka tidak usah menyebutkan nama bukunya. Berbeda dengan aku yang harus menyebutkan nama bukunya karena mengendalikan 3 buku.
'Shield no Guard!'
Tanah itu tertahan. Meski kami melakukannya besama, tetap saja energiku terkuras banyak. Para penjaga keamanan yang memiliki Atribut lebih kuat daripada aku yang belum memiliki atribut. Saat energi ku tinggal sedikit lagi, Ada batu besar yang turun dan menghantam Shield kami. Energi ku pun habis aku tidak bisa menggunakan Shield lagi. Para penjaga keamanan terlihat kesusahan menahan batu tersebut karena kekurangan orang. Aku yang lemas kehabisan energi, dalam setengah sadar aku melihat Dewa. Dewa pun berkata,
"Kyou, cepat bangun gunakan Mantra Atribut mu, sekarang lah saatnya!"
Dewa pun seperti memasuki tubuhku.
"Kyou, apa kau bisa bangun? Batu itu akan menghantam mereka. Fiola pun sudah mencoba Light Beam dan batu itu tidak hancur sama sekali. Kakek tidak bisa membantu karena kakek menahan pasir ini. Ayo Kyou bantu mereka, kalau tidak mereka akan mati."
Aku pun berdiri tertatih tatih. Memejamkan mata dan mengatur nafasku. Aku mengarahkan tangan ku kepada mereka, saat batu itu akan menghantam mereka, aku teriak dengan sekuat tenaga.
'GUARDIAN NO CHIKARA ATRIBUT!'
Penghalang besar tercipta, seperti Shield besar yang melindungi seluruh pemukiman di kaki gunung. Cahaya terang memancar keatas, seperti sedang dilindungi oleh Dewa. Batu itu pun memental lagi. Aku mencoba menggunakan tangan yang satu lagi untuk menghancurkan batu tersebut.
'BREAK!'
Batu itu hancur, mungkin karena aku memiliki atribut sekarang, kekuatan ditanganku menjadi lebih kuat. Setelah batu itu hancur aku mencoba membantu mengendalikan tanah yang sedang di tahan oleh para penjaga keamanan. 'Earth Recovery no Chikara Atribut' Tanah itu kembali menyatu dengan gunung. Setelah itu tangan ku mulai kehabisan energi nya, Penghalang mulai menghilang, Dewa keluar dari tubuhku sambil tersenyum, dan aku kembail pingsan.