"Sha!"
Panggil seseorang yang membuat Sasha terkejut. "Kenapa? Nyantai aja manggilnya. Pakai urat segala, gak putus kan ini?" Ucap Sasha sarkas seraya memeriksa urat nadi di leher sahabatnya itu.
Yang menjadi tersangka pun hanya bisa cengengesan, justru membuat Sasha semakin jengkel dibuatnya.
"Ntar temenin ke ulang tahun Mamanya Bian, ya?" Ajak Tasya--teman kerja sekaligus sahabat Sasha.
"Lah, ulang tahun calon mertua sendiri kenapa minta ditemenin segala," Sasha kembali berjala menuju ruang kerjanya. Tasya pun mengikuti, "ini acara sama keluarganya, Sha! Ayolah, temenin. Ya, ya, ya? Siapa tahu kamu juga ntar ada yang kepincut kan?" Rayu Tasya memegang tangan Sasha.
"Sya! Ini yang keberapa kalinya kamu mau jodoh-jodohin aku? Sebegitu gak lakunya ya?" Tasya menarik kursi yang berada di sebelah meja Sasha.
"Bukan gitu. Tapi aku tuh gak mau kamu sedih-sedih terus kayak gini. Udah 4 tahun lho, Sha! Mau sampai kapan?"
"Aku sedang berusaha, Sya."
"Ini bukan berusaha namanya, kalau diem-diem kamu nyari tahu tentang dia. Nangis sendiri pas tahu dia deket sama cewek lain. Bukan kayak gini,"
Kok malah jadi Sasha yang dinasihati sama Tasya? Seharusnya Sasha yang kesal di sini karena dikageti oleh sahabatnya itu.
"Oke oke aku temenin. Udah, puas?"
"Nah gitu dong! Coba dari tadi setujunya,"
"Makasi, Sashaaaa!" Tasya memeluk Sasha dengan erat.
"Semoga kamu cepat dapetin pengganti dia ya, Sha!" Lirih Tasya dalam hati kemudian melepas pelukan itu.
"Yaudah, aku balik kerja dulu ya. Nanti sore aku tunggu di depan,"
"Ya, Bos. Udah sana kerja lagi,"
Sasha menghembuskan napasnya. Tasya benar, sudah saatnya ia beranjak. Dirinya pantas untuk bahagia.
--
"Wahhh, Tasyaa! Kamu cantik banget sayang," Tasya memeluk wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda.
"Tante juga cantik banget. Selamat ulang tahun ya, Tan. Semua doa yang terbaik buat Tante. Ini kado kecil dari aku buat tante," ujar Tasya kemudian mengurai pelukan itu.
"Terimakasih sayang. Oiya, ini siapa?"
Tasya hampir saja lupa!
"Kenalin Tan, ini Sasha, sahabat aku." Sasha mendekat, "Sasha. Selamat ulang tahun, Tan."
"Mamanya Bian. Terimakasih ya sudah dateng," Sasha tersenyum canggung.
"Masuk ke dalam gih, udah ada Bian sama teman-temannya juga,"
"Siap, Tan." Kemudian Tasya mengajak Sesha untuk menghampiri Bian yang sedang berbincang dengan teman dan saudaranya.
"Hai," Bian berdiri menyambut Tasya yang menghampirinya. "Baru pulang kerja?" Tanya Bian setelah meminta kekasih dan temannya itu untuk duduk di kursi yang masih kosong.
"Gak, pulangnya tadi sore kok," balas Tasya.
"Ayo diminum, Sha. Jangan sungkan gitu," canda Bian.
Bian dan Tasya sudah berpacaran selama 2 tahun, dan Bian sudah tahu siapa saja teman-teman Sasha.
"Sayang, kenalin ini sepupu aku."
"Namanya Alka," tunjuk Bian pada lelaki yang memaki kemeja berwarna navy, dengan wajah tegas namun memiliki senyum yang menawan.
"Al kenalin, ini pacar gue namanya Tasya sama ini temennya namanya Sasha,"
"Hai, aku Tasya," Alka mengangguk menerima uluran tangan dari Tasya.
"Hai, aku Alka," Alka mengulurkan tangan pada wanita yang duduk di sebelah Tasya.
Sasha menerima uluran tangan itu, "aku Sasha,"
"Kalau aku ada niat serius sama kamu, apa kamu mau?" Sasha menarik tangannya.
Apa-apaan ini? Ketemu baru sekali udah ngajak serius?
Apa dirinya sedang bermimpi?
Kok rasanya deg-degan?
Apa karena dirinya terlalu lama sendiri?
AH!!!
MAAA! PAAA! ANAKMU ADA YANG NGAJAKIN SERIUSSSS!!!
Sasha menatap wajah Alka yang menampakkan keseriusannya, tapi ini gila, benar-benar gila.
Apa yang harus Sasha lakukan???
--
Segini dulu ya pembukaannya😂
See you next part!!!!
Jangan lupa vote, aku butuh dukungan kalian❤❤
Komen? Silakan!!!
Love you guys💖💖