Zanna melihat sosok yang berbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit dengan hidung dipasangi alat bantu pernafasan. Air matanya sama sekali tidak menetes meski orang yang ada di depannya ini dalam keadaan yang cukup mengkhawatirkan.
Zanna berjalan menuju ranjang tempat Kenan berbaring lemah, Kenan sama sekali tidak seperti yang biasa Zanna lihat. Pria yang biasanya berpenampilan rapi sekarang terlihat sangat kotor, wajahnya dipenuhi dengan jambang dan kumis meski tipis tapi semuanya mengubah penampilan seorang Kenan di mata Zanna.
"Kak, bangun! Ada kak Kiran disini, Kakak tidak mau melihat kak Kiran?"
Suara Kania mengembalikan kesadaran Zanna, dia kini melihat ke arah Kenan. Air matanya menetes, bukan karena merasa sedih karena melihat kondisi Kenan melainkan ingatan – ingatan tentang apa yang dilakukan oleh Kenan dengan wanita itu terlintas kembali di dalam kepalanya.
"Kak?" Kania memanggil Zanna yang menangis.