Entah pukul berapa saat telinga Zanna menangkap suara di dalam kamarnya, Zanna hanya diam dan mengabaikan. Dia sudah berada di titik kesal atau sudah tidak mau tau.
Perlahan dan pasti, Zanna merasakan pipinya di kecup seseorang yang sudah bisa dipastikan kalau itu adalah Kenan.
Zanna menahan dengan kuat air matanya yang hampir menetes, dia tidak ingin Kenan tau jika dia belum tidur. Zanna tidak ingin dipaksa untuk melihat wajah Kenan, setidaknya tidak malam ini.
Terdengar bunyi pintu yang ditutup dan tidak lama gemericik air yang jatuh dari shower mulai terdengar di telinga Zanna, dia yang awalnya sudah hampir terlelap kembali terjaga saat mendengar suara-suara yang ditimbulkan oleh Kenan.
Zanna membuka matanya dengan perlahan karena dia tau saat ini Kenan berada di dalam kamar mandi. Zanna menatap ke arah pintu kamar mandi dengan tatapan yang terlihat menyedihkan. Hatinya saat ini terasa sangat perih dan ngilu melihat perlakuan Kenan pada dirinya.