"Kau, Aliger sang amarah!!" Ucap Loila dengan terkejut
"Benar sekali, tak kusangka kita bertemu disini," Ucap Aliger sambil berjalan perlahan menuju mereka berdua
"Fire of Angry!!!" Tekan Aliger sambil mengeluarkan beberapa bola api yang meluncur ke target.
"Iron Shield!!!"
*Mantra yang digunakan oleh Jodi untuk memanggil sebuah perisai besi*
Kemudian Jodi berdiri dengan memegang perisai itu dan mulai menahan segala serangan bola api itu. Aliger hanya berdiri tegap dihadapan Jodi sambil tertawa-tawa kecil.
"Hahahaha kau penjaga kerajaan yang sangat aneh, bola api yang aku keluarkan ini nyaris mendekati suhu leleh besi," Ucap Aliger sambi tertawa terbahak-bahak.
"Dan coba lihat perisai yang kau gunakan itu, karena 5 bola apiku berhasil kau tahan seharusnya perisai yang kau gunakan itu sudah mulai rusak!!," Ucap Aliger sambil berjalan memutari Jodi.
Kemudian Jodi mulai melihat Perisainya yang sudah berbentuk tidak sempurna lagi, sudah banyak besi yang meleleh dan jatuh ke tanah kemudian mendingin di tanah. Kemudian Jodi menyimpan Perisai tersebut di punggungnya.
"Area of Shield!!!" Ucap Loila sambil mengangkat tangan dan mengeluarkan sebuah perisai tembus pandang berbentuk setengah bulat yang digunakan untuk melindungi orang disekitarnya kecuali para dosa dan orang yang memiliki jiwa dosa yang tinggi.
"Hahaha kerja bagus, baiklah saatnya aku mengeluarkan seluruh kekuatan ku, Meteor Rain!!!!" Ucap Aliger sambil mengangkat tangan dan menurunkan tangannya hingga 90°.
Tak lama kemudian keluar sekumpulan meteor jatuh dari langit. Disaat-saat hujan meteor jatuh, Aliger tiba-tiba menghilang begitu saja.
"Ukhh, Uhuk-uhuk,"
"Loila apa kau baik-baik saja?" Tanyaku sambil berlari mendekati diri ke Loila sambil memegang pundaknya.
"Iya aku ga apa-apa sepertinya energiku sisa sedikit," Ucap Loila, setelah beberapa saat Loila jatuh ke tanah dan perisai tembus pandang tersebut menghilang. Namun beruntungnya mereka berdua karena saat perisai tembus pandang tersebut menghilang hujan meteor mulai berhenti perlahan-lahan.
"Loila apa kau baik-baik saja?" Ucap Jodi sambil berlari mendekat ke Loila yabg sudah jatuh ke tanah.
"Loila sadarlah, Kumohon sadarlah!" Ucap Jodi sambil memegang pundak Loila.
"Kurasa kau hanya pingsan, sebentar aku Carikan kau tempat yang aman!" Ucap Jodi sambil menggendong Loila.
"Sial gara-gara si amarah itu, membuat sebagian kota ini hancur!" Ucap Jodi dalam Hati.
Jodi menggendong Loila hingga setelah berjalan sekitar 1 jam dia sampai di salah satu bangunan tua di perbatasan kota yang terbuat dari kayu. Bangunan tersebut memang sudah sedikit rusak, namun sepertinya masih bisa di huni. Kemudian Jodi masuk ke bangunan tersebut, saat memasuki bangunan tersebut Jodi merasakan rumah ini masih hangat dan sedikit debu. Jodi melihat kursi Kayu yang sepertinya sering direparasi di dekat jendela sebelah timur. Kemudian Jodi meletakkan Loila di kursi tersebut.
"Oh, sepertinya ada tamu datang.....," Terdengar suara nenek-nenek dari kamar di sebelah barat. Kemudian selang beberapa saat pintu di kamar tersebut terbuka dan terlihat seorang nenek-nenek yang sudah tua datang mendekati mereka berdua.
"Permisi Nek, apakah nenek pemilik rumah ini?" Tanya Jodi sambil menuntun nenek tersebut duduk di kursi sebelah Loila.
"Oh iya saya lupa membayar pajak, mohon maafkan saya pak, saya tidak punya uang mohon berikan saya waktu untuk membayar pajak rumah ini, aku mohon pak," Tiba-tiba nenek tersebut menangis, karena takut rumahnya akan dirubuhkan.
"Ehm nek saya ini hanya orang yang ingin tinggal sebentar disini bukan ingin menagih pajak, ngomong-ngomong saya merasa tidak enak tinggal disini, apakah ada yang bisa saya bantu nek?" Ucap Jodi sambil memegang tangan nenek tersebut.
"Saya kira saya disuruh membayar pajak rumah, Sebenarnya saya belum membayar pajak selama 3 bulan, dan sekarang totalnya sekitar 5000 keping perak, saya tidak punya cukup uang untuk membayar pajak itu, hiks, hiks," Ucap nenek itu sambil menangis
"Oooo itu jadi masalah nenek, baiklah nek saya akan membantu nenek, tapi tolong jaga teman saya ini ya," Ucap Jodi sambil melepaskan pegangan tangannya.
"Oooo gadis itu ya, baiklah akan nenek jaga, terimakasih ya nak," Ucap nenek tersebut sambil mengusap air matanya
"Baiklah nek, saya akan berusaha sebaik mungkin, tapi sepertinya agak susah, karena sebagian bangunan kota sudah hancur karena meteor jadi mungkin saya akan kesulitan mencari usaha," Ucap Jodi
"Hmmm, sepertinya saya tau pekerjaan yang tersedia disini, kamu bisa bekerja di tambang besi di dekat gunung tersebut," Ucap nenek sambil menunjuk ke arah jendela sebelah barat yang terlihat gunung tinggi.
"Baiklah nek terimakasih atas sarannya, saya akan bekerja sebaik mungkin," Ucap Jodi sambil membuka pintu dan keluar rumah.
"Terimakasih ya nak berhati-hatilah disana," Ucap nenek tersebut sambil melambaikan tangannya.