Senyum terukir di sudut bibir Reza, aktivitas panas semalam membekas di otaknya dan sulit untuk dihilangkan. Setelah dua bulan menahan hasratnya sebagai laki-laki dan suami, baru semalam ia mendapatkan jamuan pembuka setelah lama menahannya walau belum sepenuhnya ia dapatkan. Tapi setidaknya ia sudah merasakan manisnya bermain dengan wanita yang sangat dicintai. Tidak heran bila sekarang ia begitu bahagia, sulit untuk diungkapkan dengan kata hanya lewat ekspresi saja ia curahkan.
Setibanya di kantor, Reza mengubah mimiknya menjadi dingin menjaga wibawanya seperti biasa, sedang hatinya bergejolak bahagia.
"Pagi, Pak." Sapa karyawan yang kebetulan berpas-pasan dengannya memasuki kantor.
Reza mengangguk dengan senyum tipisnya. Biasa, beberapa karyawan di perusahaan Rama memberikan sapaan padanya terutama karyawan perempuan yang selalu menampilkan wajah menggoda sesekali mencuri pandang kearahnya dengan tatapan mendamba, sudah biasa ia dapatkan setiap hari.