"Mah, papah minta maaf,"
Rina yang sedang menyambut suaminya pulang terkejut ketika Gunawan bersimpuh di kedua kakinya. Memegang kedua lututnya dan menunduk penuh kesedihan disana.
Rina mengernyit bingung, meminta sang suami berdiri. Dia tidak suka suaminya berlaku seperti itu, ini kali pertamanya Gunawan bersimpuh dihadapannya. Pikirannya mulai membayangkan sesuatu tidak diinginkan dilakukan oleh suaminya hingga mau melakukan itu. Tapi apa, ia tak tahu.
"Pah bangun, jangan begini." Rina mencoba meminta Gunawan bangkit dari posisinya sekarang.
"Ada apa ini?" tanyanya penuh kebingungan akan sikap tiba-tiba Gunawan.
Setelah dua hari berkecamuk dengan akal pikirannya sendiri, mempersiapkan mental menghadapi kemurkaan sang istri. Sungguh ia tidak kuat menyimpan beban yang terasa berat di pundak dipendamnya sendiri, perbuatannya harus ia akui dihadapan sang istri sat ini juga, bila ingin merasa lega tidak dihantui rasa bersalah.
"Maafin papah, mah. Maafin papah."