"Yang, sekalian tolong ambilin minyak urut juga."suaranya sedikit meninggi di ruang tamu supaya yang dimintai tolong mendengarnya yang tak lain adalah Intan tengah mengambil sesuatu di dekat dapur.
Sedetik dua detik berlalu tak terasa hampir setengah menit berlalu yang ditunggu tidak kunjung datang juga. Sedikit membuatkesal disaat sedang dibutuhkan seperti sekarang malah istrinya mengulur waktu.
"Intan!" terpaksa memanggil nama dengan keras dan terdengar kasar supaya dengar akan apa yang ia minta. Terlebih selama ini ia selalu memanggil panggilan mesra 'Yang' jarang memanggil dengan nama.
Di dalam dapur sederhana terlihat Melisa kaget ketika lamunannya buyar mendengar namanya dipanggil cukup keras. Buru-buru ia menghentikan aktivitasnya, menghampiri siapa pemanggilnya di depan.
"Ah ya Mas," Melisa keluar dari dapur segera membawa segelas air putih diberikan pada Panji.
Panji memperhatikan Intan seksama, seraya mencari yang ia minta namun tidak ada disana. "Minyak urutnya?"