Disinilah Melisa duduk sendiri di sofa ruang tamu yang ada di rumah temannya, Riska. Jangan lupakan tangisannya yang sudah membuat wajahnya sembab. Tak ada wajah berseri dan cantik karena polesan make up, yang ada hanyalah bekas air mata yang berjatuhan begitu derasnya disana.
"Hikss. Ini semua salahku. Andai saat itu aku nggak pergi dan memilih menerimanya pasti aku sudah bahagia …"
Melisa tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri atas perbuatan memalukannya dulu. Kini tibalah hanya penyesalan. Ya rasa penyesalan datangnya selalu di akhir dan itulah yang ia rasakan saat ini. Melihat Reza yang tidak bisa dipertahankannya membuat hatinya tersayat sembilu luka.
"Mel, sudah. Ini minum dulu," Riska datang menghampiri temannya, Melisa, yang masih tersedu sedan.
"Makasih ya bi." ucap Riska pada si asisten telah membawakan minum untuk Melisa.
"Ya non."