Disinilah Reza tidur pulas meski sinar matahari sudah beranjak dari peraduannya menerobos kaca jendela kamarnya. Ia tak peduli, baginya sekarang adalah waktu untuk me timenya setelah seminggu bekerja di kantor.
Tubuhnya lelah ingin berbaring terus menikmati tidurnya yang semalam mengalami kesulitan untuk tidur. Hingga hidungnya mulai kembang kemping saat membaui aroma masakan yang sedap.
"Ibu," Reza membuka matanya sambil bangun.
Aroma sedap khas masakan itu langsung menyadarkannya meskipun belum sepenuhnya nyawanya terkumpul semua. Sedikit sempoyongan berjalan meninggalkan ranjangnya yang empuk. Ia tahu akan kemana sekarang.
Ceklek
"Bapak,"
Reza melihat laki-laki parubaya yang sedang duduk di sofa menatap layar televise yang tengah menayangkan berita disana. Siapa lagi kalau bukan ayahnya yang menonton.
Ya setelah dibatalkannya perjodohannya dengan Melisa disepakati, keluarganya yang sempat tinggal di rumah lama Bambang, memilih pindah ke apartemen Reza.