"Kamu dimana, Melisa?" Reza mencengkram setir mobilnya erat melampiaskan rasa khawatirnya yang sudah di ubun-ubun.
Reza mengendarai mobil sambil menatap layar ponselnya, melacak mobil yang membawa Melisa yang tertangkap camera CCTV kompleks. Gerutuan dan umpatan beradu rasa gelisah menumpuk di hatinya. Ia memaklumi perasaannya seperti itu karena ia memang merasa bertanggung jawab atas Melisa. Apalagi ia akan menjadi calon suaminya. Selama ini ia selalu berusaha menjaga dan melindungi Melisa. Sehingga Melisa pergi tanpa pamit itu membuatnya resah tak tenang.
"Pak, kita sudah sampai,"
Reza mengangguk membenarkan. Saking fokusnya menyetir dan sesekali menatap layar lokasi lacaknya, mengabaikan beberapa bodyguard yang ada di dalam mobilnya. Mereka bersama-sama mencari keberadaan Melisa.