Hari demi hari terlewati. Tak terasa detik-detik pernikahannya dengan Reza akan tiba. Perasaannya berkecamuk tak karuan. Tak tahu seperti apa ia harus menghadapinya. Jujur ia belum siap, apalagi hari menjelang pernikahannya yang kurang satu minggu lagi malah membuatnya tidak yakin siap.
Tok tok
Melisa tersentak kaget ditengah keterdiaman dan lamunannya. Seketika buyar mendengar pintu ruangan tempat ia bekerja di restaurant yang tidak terlalu luas itu diketuk.
"Masuk." Seru Melisa dari dalam ruangannya.
"Maaf, bu orang yang kemarin datang lagi memaksa ingin bertemu dengan Bu Melisa."
Melisa memijat pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut-denyut sakit mendengar penuturan karyawannya.