Semakin kesini, kondisi Rama semakin membaik. Bahkan dokter yang menangani Rama sudah membolehkan Rama untuk pulang dan menjalani perawatan di rumah. Tentu Rama senang sekali mendengarnya. Dia sudah sangat bosan di rumah sakit.
"Ayo kita pulang, Kak." ajak Melisa memasang wajah cerianya meskipun ia tahu Rama tetap datar.
"Semua sudah siap?" Bambang bersiap mendorong kursi roda yang diduduki Rama.
Ya,dokter menyarankan bahwa selama beraktivitas Rama harus menggunakan kursi roda, mengingat kedua kakinya masih lumpuh. Rama mendengarnya jelas merasa sedih dan hina. Merasa iri melihat orang-orang disekitarnya bisa berjalan dengan kedua kakinya sedangkan dirinya tidak bisa. Padahal dirinya laki-laki, jelas harus lebih kuat bukan. Jujur dia merasa seperti tidak memiliki muka.