Di tempat berbeda, Rama terlihat lebih tenang daripada sebelumnya. namun laki-laki itu mendadak berubah menjadi murung. Semua memakluminya, mungkin Rama butuh waktu sendiri untuk menerima keadaan yang ada. Bukan tidak menrima takdir yang telah digariskan, tapi yang namanya manusia adakalanya butuh waktu untuk menerimanya dengan ikhlas. Mungkin Rama lagi di fase itu.
Begitupula dengan Rama, hanya manusia biasa yang lemah meskipun selama ini ia selalu dikenal gagah dan kuat. Ini bisa dibilang masa terburuk dialami Rama.
"Kasihan Rama, pah. Mamah nggak tega lihatnya." Ujar Amira pada Bambang yang tengah memperhatikan Rama melamun tiduran di brangkar dengan tatapan kosong.