Isakan tangis menggema memenuhi seluruh ruangan tertutup yang kini nampak terang itu. Entah sudah berapa menit atau bahkan jam air mata itu terus keluar tiada henti.
Niat hati bertemu dengan orang terkasih membuatnya lega karena rasa rindunya terobati namun justru sebaliknya malah meninggalkan rasa sesak dan sedih menguasai hatinya. Teringat jelas bayang-bayang bagaimana Rama tengah berjuang melawan hidup atau mati dengan bantuan alat-alat medis di tubuhnya. semakin menyayat batinnya, tak kuasa menahan rasa kesakitan juga.
"Hiksss."
Ujian kembali datang kala kerinduannya yang masih belum terobati harus dipisahkan kembali dengan sang suami, padahal dirinya masih ingin berlama-lama disamping suaminya. Dengan alasan waktu jenguknya terbatas takutnya keluarga Rama keburu kembali datang.
"Maaf kalau waktumu menjenguk aku batasi, tapi ini semua demi …" Alice mengangguk mengerti akan kondisi saat ini yang belum berpihak padanya.