Alice duduk di ranjang bersandar pada kepala ranjang ditemani Melisa. Pandangannya kosong mencerna ucapan sang papah.
"Pulanglah. Cucu papah lebih nyaman disana."
Secara tidak langsung ayahnya telah tahu keadaannya dimana dirinya nyaman berada didekat Rama. Ia akui itu benar. Namun Alice menduga itu bawaan dari kehamilannya, siapa lagi kalau bukan anaknya yang ingin dekat dengan Rama.
"Kak Alice, kenapa? Ada masalah yang menganggu pikiran kakak?" Melisa menggenggam tangan Alice yang masih dengan tatapan kosongnya.
Alice tersentak kaget ternyata ada Melisa disampingnya nampak cemas. Pandangannya mengedar ke sekitar menyadarkannya kalau dirinya tengah berada di kamar apartemen Rama, suaminya.