Rama berdiri berkacak pinggang menatap tajam lurus pada Alex yang masih berdiri di ruang tamu tanpa ia persilahkan duduk di sofa. Hatinya dipenuhi amarah yang siap dimuntahkan kapan saja. Terlebih melihat kondisi sang adik perempuan yang paling ia sayangi dan jaga selama ini malah terlihat dibawah pengaruh minuman beralkohol. Dia merasa kecewa dan marah merasa tak bisa menjaga sang adik dari minuman laknat itu. Meskipun dia tak asing dan sudah biasa dengan minuman seperti itu, namun itu tidak berlaku untuk adik perempuannya.
Sedangkan Alex yang hanya diam diperhatikan mata elang kakak dari kekasihnya, tidak bisa menutupi perasaannya yang berdegub kencang. Baru kali ini dia bertemu dengan Rama, laki-laki itu begitu dingin dan menakutkan sekali ketika marah. Apalagi matanya seperti elang siap menerkam mangsanya tanpa ampun. Dan sayangnya mangsanya itu dirinya.