Chereads / AlvaCa / Chapter 2 - Si Galak

Chapter 2 - Si Galak

Bisa nggak, Caca bersikap seperti seorang Milea yang manis.

Bukan seperti seorang Anggia yang sikapnya galak.

÷=÷=÷=÷=÷=÷

Setelah kejadian di tampar kemarin. Ternyata Alvaro belum kapok berurusan dengan Caca. Yang ada, ia malah semakin ingin mendekati nya. Padahal Varo itu tampan, hanya saja. Caca menilai kalau 'Alvaro Mahesa' itu agak sinting. Padahal banyak yang mengejar Varo, akan tetapi cowok itu malah sibuk mengejar Caca. Yang tentunya, ia tau betul kalau gadis itu sangat membenci diri nya.

"Eh Varo! Lo nggak bosen tah, deketin Caca melulu. Cewek galak model itu di jekar terus. Macam nggak ada cewek lain aja." Bian menasehati Varo, dan di balas oleh Diva yang mengangguk. Menyetujui kata pria berambut kribo itu.

"Iya Ro, gue malah kasihan ngeliat lo. Lo itu nggak usah lah deketin lagi tu cewek. Lagipula muka lo oke, otak lo pinter. Tapi kenapa? lo jadi bego hanya karena Caca." lagi-lagi Iyok mengompori.

"Setuju!" seru Bian dan Diva menyetujui ucapan Iyok.

Namun Alvaro hanya diam dan tak memperdulikan ucapan sahabatnya. Dia muak jika harus terus menerus mendengarkan mereka. Bagi diri nya itu semua sudah cukup. segala arahan dari mereka untuk diri nya. Dan ia hanya akan memasukkan ucapan itu kedalam kuping kanan lalu mengeluarkan nya kembali ke kuping kiri. Tidak perduli!

"Udah?" dengan santai Alvaro bertanya. Mereka bertiga mengangguk. Alvaro mengubah cara duduknya, dan menatap ke arah  mereka bertiga dengan serius.

"Perhatiin gue baik-baik."

"Iya." sahut mereka bertiga secara bersamaan.

"Di dalam kamus hidup seorang Alvaro Mahesa, nggak ada yang namanya kata 'menyerah'. Gue bakal coba buktikan ke kalian, kalau gue bisa dapetin Caca." ucap Alvaro, mencoba meyakinkan.

Mereka bertiga menghela nafas, merasa jengah. "Yaahhh terserah lah."

Iyok, Bian, dan Diva tidak bisa berkomentar apa-apa lagi. Mereka hanya bisa pasrah dengan keputusan yang sahabatnya itu inginkan. Karena cowok itu cukup keras kepala.

~^/^/^/^/^/^~

Lain dengan Varo, Lain juga dengan Caca. Jika saati ini Alvaro tengah memikirkan cara untuk mendapatkan hati gadis itu. Justru berbeda dengan Caca yang sangat menutup rapat perasaannya pada pria yang bernama Alvaro. Kalau tidak salah, ia pernah menerima surat dari dalam lokernya.  Dan surat itu adalah permintaan Alvaro yang berisikan tulisan---

"Bisa nggak, seorang Caca bersikap  seperti seorang Milea yang lembut.

Bukan seperti seorang Anggia yang sikapnya Galak."

Hellow?

Caca menjadi bersikap lembut seperti Milea? Agaknya cukup mustahil untuk seorang Felica Audryana. Dan kalau Varo memintanya untuk tidak Galak seperti Anggia. Padahal Caca sudah berulang kali menjelaskan kepada Varo bahwa...  jikalau cowok itu 'Mau' berhenti mendekati Caca. Maka Caca tidak akan pernah bersikap kasar terhadap Alvaro.

Tapi sayang, memang dasar cowok Bebal sudah beberapa kali, Caca memperingatkan untuk menjauhi apapun yang berhubungan dengannya. Dan itu semua sama sekali tidak di anggap oleh Varo.

Menyebalkan!

"Ca, Anggia itu siapa?" Letta bertanya pada Caca sambil memainkan ujung rambutnya.

"Itu, tokoh utama di Film A.B.C. yang ada Jefri nichole nya itu loh Let..." ucap Caca agak gemas.

"Ohhh... loh yang di film A.B.C kan, si Anggia nggak galak banget Ca. Masa iya sih lo di samain sama tokoh film. Beda jauh kali." Sahut Alissa.

"Bedanya?" Tanya Caca, Letta, dan Sani bersamaan.

"Ya Caca itu kan di gangguin sama Alvaro karena si dia suka kan sama Lo, udah gitu Lo emang galak banget, dan ngelebihin macan. sedangkan Anggia, dia kan masih ada lembut - lembutnya gitu..." terang Alissa dengan wajah polos nya.

Caca mengusap dadanya berusaha sabar mendengar ucapan Alissa yang kelewat parah. Menyindir Caca secara terang - terangan. Untung saja tingkat kesabarannya masih ada. Jika tidak, mungkin detik itu juga Caca akan melahap Sani hidup - hidup.

"Lagian Alvaro kan ganteng, kok mau sih berjuang demi mendapatkan hati seorang Caca. Ya emang sih si Caca cantik." Letta menjeda ucapannya.

"Sayang serem."

Caca hanya memutar bola matanya dengan malas. Sudah cukup temannya menjelek-jelekkan dirinya. Terserah mereka mau mengatai bagaimana sifat Caca. Yang pasti, Caca benci jika berhubungan dengan cowok yang sangat dia tidak suka.

'Alvaro! Gue nggak akan meluluhkan perasaan gue untuk seorang playboy seperti lo, ingat itu!'

Ucap Caca dalam hati dengan yakin.