Seorang gadis cantik, tubuhnya tinggi langsing, tengah termenung di ranjang. Ia terlihat ingin menangis, akan tetapi semua yang ada, sengaja dipendam di dalam jiwa. Segala perasaan senang, sedih, takut, dan bingung semua bercampur menjadi satu.
Wo yao khu, tapi kalau itu dilakukan, sudah pasti keluarga, terutama mama, akan curiga. What should I do? I am an adult and independent woman, but deep down inside my heart, family is still one of my priority. I am cofused with myself. Salahkah ngai yang mencintai X? Memang peraturan klan tak bisa diubah, kecuali oleh Pemimpin Utama dan itu hampir sangat mustahil dilakukan. Ya, Buddha, betapa pusingnya diri ini, karena serba salah, pikir si gadis sedih.
Tak lama kemudian, seorang dokter dengan perawat datang ke sana. Ia menyapa orang tua pasien dengan ramah, seraya memberitahu mereka, kalau akan memeriksa anak sulung keluarga Hans Wijaya.
"Silakan, Dok." Hans berkata kepada dokter.
"Baik, terima kasih, Tuan Hans," sahut dokter.