Lova membasahi bibir bawahnya. Pelan-pelan mencoba menarik lepaskan tangannya dari Axel, membuat laki-laki itu bergerak dengan secepat kilat mengangkat wajah dan menatap padanya, lalu menggelengkan kepala sebagai isyarat ... atau … larangan agar tidak lagi meneruskan usahanya. Tangan Lova gagal terlepas karena Axel kembali menarik tangannya ke dalam genggaman tangan laki-laki itu.
"Sebentar, dulu." Lova menggunakan tenaga ekstra menarik tangannya hingga akhirnya bisa terlepas. "Biar aku panggilin Kak Abyan. Kalau kamu gak mau aku disini." Lova sudah akan melangkahkan kakinya hendak meninggalkan kantor Kepala Sekolah, namun dua lengan kokoh yang melingkar di perutnya berhasil menghentikannya lebih dulu.
"Kamu yang aku mau ada disini, sama aku. Lebih dari apapun, atau siapapun, my Lov." kata Axel sambil menjatuhkan keningnya di kepala Lova bagian belakang membuat gadis itu sedikit menunduk.