Axel mencium puncak kepala Lova beberapa kali dengan gemas. Sementara kedua tangannya dengan telaten mengusap-usap pelan punggung gadis itu naik turun. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya. Axel mengeratkan pelukannya pada Lova.
Axel menatap langit gelap tanpa bintang. Meski sekarang Lova sedang dalam pelukannya Axel masih susah untuk percaya kalau apa yang terjadi sekarang adalah nyata. Entah kebaikan apa yang sudah dia lakukan di kehidupan yang sebelumnya hingga bisa seberuntung ini mendapatkan Lova. Apa dulu dia sudah menyelamatkan dunia?
"Papa udah pergi loh, my Lov. Mau sampai kapan ngumpetnya? Nyaman banget kayanya." Axel terkekeh pelan ketika mendapatkan tepukan ringan pada dadanya.
Lova perlahan menjauhkan wajahnya dari dada Axel, lalu mendongakkan kepalanya. Tatapannya langsung bertemu dengan mata hitam Axel yang sedang menatapnya juga dengan hangat dan penuh cinta. Reflek menarik kedua sudut bibirnya ke atas membentuk lengkungan bulan sabit. Lova tersenyum lebar.