"Kita mau nonton apa, my Lov?" tanya Axel tanpa melihat Lova. Kedua matanya memperhatikan screen yang memperlihatkan judul, jadwal penayangan film dan teater yang berada di belakang kasir ticket box bagian atas.
"Eng ..." Lova meletakkan telunjuknya di atas dagu runcingnya. Menimbang-nimbang pilihannya sejenak, lalu perlahan menoleh sedikit ke belakang. "Nonton horor yuk, Axe?"
Sebelah alis Axel terangkat naik. Axel menatap Lova tidak percaya. "Lo berani emangnya?"
"Berani-- dong." jawab Lova dengan percaya diri, namun sorot matanya tidak bisa berbohong membuat Axel tersenyum kecil.
"Cool." Axel mengangguk. "Kita nonton horor." putus Axel menyetujui usulan Lova. Sembari menunggu antrian mereka di ticket box, Axel memeluk bahu Lova, lalu menarik pelan hingga punggung gadis itu menempel pada dadanya. Axel meletakkan dagunya di atas kepala Lova.
"Axe ..." panggil Lova pelan sambil memutar kepalanya ke samping.
"Hmm,"