Kening Axel mengerut samar ketika indera pendengarannya merasa terusik dengan suara berisik di sekitarnya. Axel menggeliat kecil. Pelan-pelan membuka kedua kelopak matanya dan langit-langit kamar menjadi pemandangan yang dia lihat pertama kali setelah matanya terbuka. Axel terdiam sejenak.
Axel bangun dan duduk bersandar pada headboard. Mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan. Axel mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar yang bernuansa sangat girly itu. Jelas, bukan kamarnya.
Axel langsung melompat turun dari ranjang ketika pandangannya tidak sengaja bertemu dengan empat pasang mata yang tiga dari empat sedang menatapnya dengan tajam. Tindakan yang diambil secara tiba-tiba serta cepat itu membuatnya yang belum sepenuhnya sadar menjadi limbung nyaris saja jatuh jika keseimbangan tubuhnya tidak bagus.